ESANDAR, Jakarta – Dolar AS terpelanting setelah Presiden AS Donald Trump merespon pernyataan Korea Utara sebelumnya, dengan memutuskan untuk menggagalkan rencana pertemuan dengan Kim Jong-Un pada bulan Juni nanti.
Donald Trump mengatakan bahwa saat ini tidak pantas untuk memiliki pertemuan puncak (dengan Korea Utara)”. Dia membatalkan pertemuan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berdasarkan “kemarahan luar biasa dan permusuhan terbuka” dalam pernyataan Kim baru-baru ini.
“Dunia dan Korea Utara, khususnya, telah kehilangan kesempatan besar untuk perdamaian abadi dan kemakmuran dan kekayaan yang besar. Kesempatan yang hilang ini adalah momen yang benar-benar menyedihkan dalam sejarah. ” dalam cuitan Trump.
Pada perdagangan dipasar uang, EURUSD menguat 0.20% setelah risalah pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) yang menunjukkan keyakinan para pembuat kebijakan di zona Euro bahwa inflasi akan meningkat dalam jangka menengah. Poundsterling terpantau menguat dipicu oleh rilisan data penjualan ritel Inggris yang melonjak dibulan April sebesar 1.6%.
Dalam pidato Gubernur Bank of England Carney menyatakan bahwa melemahnya ekonomi Inggris pada Q1 diperkirakan hanya bersifat sementara. Carney juga menegaskan bahwa terkait fase kritis dalam proses Brexit, para kebijakan moneter Bank of England telah siap untuk semua akibat Brexit.
Sementara perdagangan AUDUSD naik dan mencetak posisi tinggi harian baru di 0.7581. Aussie tampaknya tidak terpengaruh oleh berita Presiden AS Trump yang membatalkan pertemuan dengan Kim Jong-un. Sebaliknya, pada perdagangan USDJPY sangat terpengaruh dengan kabar tersebut.
Pada perdagangan hari ini, kemungkinan besar bahwa dolar AS atau greenback sepertinya masih kesulitan meraih lagi sisi penguatannya karena Fed minutes yang menyatakan bahwa suku bunga the Fed akan naik bertahap. Indek dolar AS bergerak negatif pada perdagangan kemarin.
Data-data ekonomi AS sendiri seperti klaim pengangguran dan data perumahan hasilnya kurang bisa mendorong kenaikan suku bunga the Fed. Diperkirakan ketika risalah pertemuan the Fed dirilis, dolar AS tidak bertenaga lagi.
Isi notulen tersebut diyakini tidak akan menaikkan suku bunga. The Fed sebelumnya telah mengisyaratkan hanya akan menaikkan suku bunga dua kali lagi ditahun ini secara bertahap. The Fed masih ingin membiarkan level inflasi di atas 2% dalam jangka waktu yang lama.
The Fed tampaknya akan berhati-hati dalam merubah kebijakan suku bunganya, hal inI bisa dimengerti bahwa bank sentral AS tidak ingin ada kebijakan yang tidak seimbang dengan kebijakan Presiden Trump yang terus mengumbar defisit anggarannya dan di sisi lain ingin mengecilkan defisit perdagangannya. (Lukman Hqeem)