harga emas naik ditengah bayang-bayang penarikan kebijakan stimulus

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga emas diakhir pekan ini terlihat mengalami koreksi akibat aksi ambil untung paska lonjakan diperdagangan sebelumnya.

Keputusan Donald Trump membatalkan rencana pertemuan dengan Kim Jong-un di Singapura pada Juni mendatang, telah meningkatkan suhu geopolitik. Alhasil investor merasa tidak nyaman dan kembali melirik Emas sebagai aset pengaman investasi. Disisi lain, Dolar AS juga tertekan dengan rilis notulen FOMC. Sesuai dengan harapan banyak pihak bahwa sikap The Fed masih akan datar-datar saja.

Kondisi ini membuat harga emas kontrak Agustus di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex naik $14,80 atau 1,14% di level $1309,60 per troy ounce. Kini diperdagangkan terkoreksi pada kisaran $1.302.

Harga emas sejak risalah Fed dirilis, langsung bergerak dinamis menuju ke penguatannya sebagai bentuk aksi beli kembali logam mulia ini dan berhasil melewati level psikologis $1300 per troy ouncenya dengan dukungan bahwa suku bunga the Fed memang masih naik, namun tidak akan agresif.

Dalam notulen tersebut tersingkap bahwa bank sentral AS ini akan memberikan kebebasan bagi tingkat inflasi di atas 2% dalam jangka waktu yang agak lama, sehingga ini berarti bahwa suku bunga the Fed juga tidak akan tergesa-gesa kenaikannya. Nada dovish ini tentu memberi angin segar bagi harga emas.

The Fed sendiri di dalam notulen tersebut sedang berhati-hati dalam menggerakkan suku bunganya, karena akhir-akhir ini berbagai peristiwa atau kebijakan pemerintah AS seringkali akan merubah proyeksi kinerja ekonomi AS. Ini dilihat the Fed sebagai potensi berhati-hati dalam bertindak karena Presiden Trump sering membuat keputusan yang kontradiktif dengan program normalisasi kebijakan moneternya.

Selain masalah tarif impor kendaraan bermotor segera dilakukan di AS, dan ini akan membuat ketegangan baru di dunia perdagangan internasional, secara mengejutkan semalam Presiden Trump berkirim surat kepada Presiden Korea Utara Kim Jon-un bahwa dirinya tidak akan menghadiri pertemuan denuklirisasi Korea Utara pada 12 Juni di Singapura.

Jelaslah bahwa masalah denuklirisasi akan gagal dan membentuk aksi safe haven yang marak sejak surat tersebut muncul. Emas diuntungkan dengan bertahan di atas level psikologis $1.300 per troy ounce mengingat yield obligasi AS tenor 10 tahun juga sedikit di bawah level 3%.

Setelah melonjak cepat karena situasi geopolitik berubah mendada,  harga emas nyaris menyentuh level simple moving average 200-hari di 1307.05. Berakhir di atas level psikologis 1300.00 dan level 23,6% Fibonacci retracement jangka menengah di 1301.50, harga emas berpeluang melanjutkan penguatannya dengan target-target selanjutnya di 1313.65 dan 1318.80. Level Support  terlihat di 1302.50, 1300.00 dan 1297.65.

Potensi ambil untung tidak terhindarkan setelah Cina diberitakan akan memberikan keringanan tarif impor kendaraannya, sehingga investor sedikit sadar bahwa keyakinan meredakan perang dagang sedang dilakukan oleh China. Hal ini tentu berita bagus buat dolar AS. (Lukman Hqeem)