ESANDAR, Jakarta – Dolar AS menguat pada perdagangan awal minggu, Senin (23/04) terutama terhadap Yen Jepang. Indek Dolar AS naik ke level tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Dorongan kenaikan bersumber dari naiknya kembali imbal hasil Obligasi AS ke titik puncak mendekati level psikologis di angka 3%.
Indeks Dolar Amerika Serikat, yang mengukur dolar terhadap sekeranjang enam mata uang, naik 0,7% menjadi 90,927, diperdagangkan di sekitar level tertingginya sejak pertengahan Januari dan menambah momentum positifnya dari akhir pekan lalu.
Terhadap yen Jepang, USDJPY, greenback melonjak menjadi ¥ 108,72 dari penutupan hari Jumat di ¥ 107,65. Dolar AS naik di atas level ¥ 108 untuk pertama kalinya sejak Februari. Euro jatuh ke $ 1,2207 dari $ 1,2289 akhir Jumat, sementara pound melemah terhadap dolar ke $ 1,3944 dari $ 1,3999.
Imbal hasil obligasi pemerintah adalah indikator untuk ekspektasi suku bunga masa depan, dan suku bunga yang lebih tinggi cenderung meningkatkan permintaan untuk mata uang negara tersebut. Imbal hasil pada Obligasi 10-tahun, naik tipis mendekati level 3% psikologis penting pada hari Senin, berdiri terakhir di 2,975%, naik 2 basis poin dari penutupan Jumat.
Kenaikan imbal hasil obligasi ini memacu spekulasi tambahan bahwa Federal Reserve dapat menaikkan suku bunga lebih dari yang diperkirakan sebelumnya. Bank sentral sebelumnya menyatakan akan menaikkan suku bunga setidaknya tiga kali ditahun ini. Pada hari Jumat, para pialang di pasar futures melihat peluang kenaikan suku bunga empat kali ditahun ini. Tingkat kepercayaan mereka naik menjadi sebesar 38%, dibandingkan pada 11 April lalu yang hanya sebesar 24,5%.
Diantara 11 negara maju didunia, Bank Sentral AS dianggap yang paling agresif dalam menaikkan suku bunganya. Upaya normalisasi kebijakan moneter dilakukan setelah bertahun-tahun melakukan kebijakan kuantitatif yang longgar. Pasar akhirnya memperhatikan ada perbedaan suku bunga yang melebar.
Disisi lain, penguatan Greenback juga dibantu oleh meredanya kekhawatiran geopolitik karena konflik Perang Dagang dan konflik Korea Utara mereda selama beberapa hari terakhir, memungkinkan pedagang untuk fokus pada fundamental makro.
Indeks aktivitas nasional Chicago yang disajikan oleh Fed turun menjadi 0,10 pada Maret dari 0,98 pada Februari. Pembacaan markit pada Indek Pembayaran Manajer, PMI dibulan April menunjukkan sektor layanan naik ke 54,4 dari 54 dan sektor manufaktur naik menjadi 56,5 dibandingkan 55,6 sebelumnya. Penjualan rumah yang ada naik menjadi 5,6 juta pada bulan Maret, mengalahkan ekspektasi konsensus 5,52 juta.
Di tempat lain, saham AS goyah, dengan Dow Jones Industrial Average DJIA, -0,06% dan S & P 500 SPX, + 0,01% mengakhiri hari lebih rendah. (Lukman Hqeem)