Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Sejumlah data ekonomi yang dirilis pada hari Rabu (24/07/2019) membuat pasar jenggah dan sepi perdagangan. Dolar AS tertekan dengan data ekonomi yang buram, sayangnya Euro jauh lebih terpukul dengan naiknya ekspektasi bahwa European Central Bank akan memangkas suku bunganya.

Hal ini menbuat Euro dalam perdagangan EURUSD berada pada posisi terendah dalam dua bulan ini. Indek Dolar AS sendiri secara relative akhirnya mampu bertahan dan naik 0,026% lebih tinggi di 97,73 setelah tiga hari sebelumnya naik secara berturut-turut.

Perdagangan berlangsung dalam kisaran sempit, menjelang pertemuan kebijakan moneter di ECB pada hari ini dan Federal Reserve minggu depan. Greenback menunjukkan sedikit reaksi terhadap paparan mantan Penasihat Khusus AS Robert Mueller, yang mengatakan dia belum membebaskan Presiden Donald Trump dari penghalang keadilan.

Pasar keuangan tetap memfokuskan diri pada rapat kebijakan ECB dan Fed. Pasar uang menilai ada probabilitas 54% untuk pemotongan 10 basis poin suku bunga pada pertemuan ECB. Peluang itu naik setelah indeks manajer pembelian zona euro secara tak terduga turun ke level terendah tiga bulan di 51,5 pada bulan Juli dari 52,2 di Juni. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan sedikit penurunan ke 52,1.

Para investor pun meyakini ECB juga bisa memberi sinyal pengurangan lebih lanjut atau putaran baru kebijakan kuantitatif. Ned Rumpeltin, kepala strategi FX Eropa di TD Securities, London, mengatakan ECB dapat mempertahankan suku bunganya, tetapi akan menyesuaikan pandangan ke depan, membuka jalan bagi pemotongan 10 basis poin pada bulan September. “Basis pandangan kami mencari pesan dovish secara keseluruhan tetapi tidak ada lagi yang disampaikan pada tahap ini. Pergeseran dovish yang signifikan (pada rapat kali ini) masih bisa mendorong (euro) lebih rendah ke kisaran perdagangan baru di bawah $1,11,” tambahnya.

Euro berakhir sedikit turun 0,11% di $1,1139 setelah sebelumnya mencapai $1,1128, terendah sejak 30 Mei. Euro mencapai level terendah dua tahun $1,1106 pada bulan Mei. Keyakinan pasar pada langkah pelonggaran ECB telah mengangkat franc Swiss, sehingga euro tergelincir 0,1% menjadi 1,0974 franc, tidak jauh dari titik tertinggi dua tahun 1,0972 yang dicapai pada hari Selasa. Euro telah kehilangan 2% dari nilainya bulan ini karena para investor menilai kemungkinan biaya pinjaman zona euro bakal jatuh lebih dalam ke wilayah negatif.

Dolar AS melemah 0,2% terhadap yen di ¥108,05 yen. Sehari sebelumnya, Dolar AS menguat setelah Washington mencapai kesepakatan untuk mengangkat batas pinjaman pemerintah, yang menurut para analis dapat membatasi hasrat Fed untuk penurunan suku bunga.

Sementara itu Poundsterling Inggris naik sedikit dari posisi terendah baru-baru ini setelah Boris Johnson pada hari Selasa memenangkan perebutan posisi perdana menteri Inggris baru, menarik perhatian para investor kepada prospek hard Brexit. Sterling mampu bertahan kemarin hingga berakhir positif 0,3% di $1,2484, tidak jauh dari level terendah 27-bulan di $1,2382 yang dicapai minggu lalu. Pound rally 0,5% versus euro, yang turun menjadi 89,23 pence. (Lukman Hqeem)