ESANDAR , Jakarta – Peretas Korea Utara dicurigai berhasil mencuri rahasia militer yang sensitif, termasuk rencana gabungan AS-Korea Selatan. Data tersebut merinci bagaimana menghilangkan kepemimpinan Pyongyang jika terjadi perang. Aksi pencurian data ini diperkirakan terjadi tahun lalu.

Baik pejabat dari Kementrian Pertahanan AS dan seorang anggota parlemen Korea Selatan mengkonfirmasi kasus ini sebagaimana dilansir dari Marketwatch pada Selasa (10/10/2017).

Para peretas masuk ke database pertahanan Korea Selatan pada bulan September tahun lalu dan menyambar sebuah dokumen militer yang diklasifikasikan, Rhee Cheol-hee, anggota Partai Demokrat yang berkuasa, mengatakan dalam sebuah wawancara. Dokumen yang dicuri tersebut mencakup cetak biru yang dikenal sebagai Rencana Operasi 5015, yang diajukan oleh AS dan Korea Selatan pada tahun 2015 dalam kasus perang pecah dengan Korea Utara, dan merinci serangkaian prosedur operasi gabungan militer yang mencakup pemogokan pemenggalan yang disebut Korea Utara. diktator Kim Jong Un dan pemimpin puncak lainnya untuk eliminasi, kata Rhee dalam wawancara tersebut.

Sementara itu, dua perwira dari Kementrian Pertahanan AS mengakui aksi peretasan tersebut. Meskipun mereka enggan merinci, namun mereka juga mengatakan bahwa pihak militer A.S. secara teratur memperbarui dan merevisi rencana operasionalnya. Ditambahkan oleh mereka bahwa rencana yang dicuri oleh para hacker tersebut juga telah diganti. Menurut mereka, kejadian ini tidak berdampak pada operasi militer potensial di masa depan. (Lukman Hqeem)