ESANDAR, Jakarta – Perdagangan pasar uang minggu lalu terguncang dengan rencanan Presiden AS Donald Trump yang akan menaikkan tarif impor Baja dan Almunium minggu ini. Sejumlah pihak khawatir bahwa kebijakan ini akan memicu perang dagang babak baru. Pun demikian, Trump bersikukuh bahwa ini merupakan langkah untuk melindungi pasar logam AS dan para pekerjanya.
Pada perdagangan AUDUSD, pasangan ini berjuang untuk memperoleh traksi positif. AUDUSD mempertahankan bias negatif di tengah bias jual Dolar AS yang berlangsung terus-menerus. Kondisi ini diperparah oleh cuitan terbaru Presiden AS Donald Trump tentang pernyataan perang dagang.
Dengan tidak adanya data ekonomi signifikan dari AS, dinamika imbal hasil obligasi AS bertindak sebagai penggerak eksklusif untuk momentum pasangan ini pada hari perdagangan terakhir dalam seminggu. Meski demikian, pasangan ini tetap berada di jalur untuk mencatat kerugian beruntun kedua berturut-turut, juga menandai yang keempat di lima hari sebelumnya.
Sementara pasangan EURUSD mengakhiri perdagangan mingguan di atas level 1.23 pada level tertinggi dalam tiga hari. Pasangan ini berhasil pulih setelah mencapai level terendah dalam enam minggu di hari Kamis. Paska menyentuh di level terendah 1.2153 hari Kamis dan mulai pulih setelah Presiden AS Trump mengatakan akan memberlakukan tarif impor baja dan aluminium. Pengumuman tersebut diperkuat hari Jumat waktu AS dengan menyebutkan sebuah “perang dagang”. Sentimen risk-off mempengaruhi greenback dan sentimen positif terhadap euro.
Poundsterling juga tertekan dengan rencana Trump. Pasangan GBPUSD tertekan oleh banyak sentimen antara lain sentimen kenaikan bunga AS hingga empat kali di tahun ini bukan tiga kali yang sebelumnya diisyaratkan dan sentimen risk off timbul dari rencana Presiden Trump yang akan memberlakukan tarif 25% untuk impor baja dan tarif 10% untuk aluminium. Langkah yang sangat kontroversial ini membuat kekhawatiran dari mitra dagang utama AS yang dapat memicu perang perdagangan global sehingga mengakibatkan dolar turun lebih jauh. Bahkan GBPUSD terpantau sempat melemah hingga ke level terendah harian di 1.3754 namun berbalik arah paska pidato PM Theresa May mengenai prospek Brexit dan terpantau tetap stabil cenderung bullish untuk menguji di atas pertengahan level 1.38.
Dolar AS sempat menguat atas Yen hingga ke level tertinggi harian di 107.19 Yen paska rilis indeks ISM Manufacturing yang optimis, namun sejak itu kehilangan lebih dari seratus pips ke posisi terendah mingguan seiring pidato Presiden Donald Trump bahwa AS akan memberlakukan tarif 25% untuk impor baja dan tarif 10% untuk aluminium. Langkah yang sangat kontroversial ini membuat kekhawatiran dari mitra dagang utama AS termasuk Jepang. Memicu sentimen resiko selama sesi AS akibatnya USDJPY jatuh di bawah area level kunci 106.50. Pasangan ini meraih tingkat terendah pada 106.15 level terendah sejak 19 Februari.
Pada perdagangan komoditi, harga emas Emas mencapai puncaknya di level $ 1325.30 per ounce, INi merupakan harga tertinggi sejak hari Selasa. Setelah awal sesi AS bergerak fluktuasi pada kisaran $ 1317/25. Menjelang akhir minggu, emas melayang sekitar $ 1320/22, menuju sedikit kerugian mingguan namun jauh dari posisi terendah mingguan. Harga emas memantul tajam ke atas setelah pengumuman dari Presiden Trump mengenai bea impor baja dan aluminium. Hal ini menciptakan kekhawatiran di kalangan investor. Gelombang penjualan lainnya terjadi setelah Presiden Trump blunder dengan menyebutkan istilah “perang dagang” di media sosial Twitter. Kontrak emas untuk pengiriman April di divisi Comex New York Mercantile Exchange naik $ 18.70 atau 1.43% menjadi $ 1323.80 per troy ounce. (Lukman Hqeem)