Harga Emas Terangkat oleh pernyataan Donald Trump

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga emas makin menjauhi level terendahnya, didorong aksi jual Dolar AS oleh kekhawatiran pasar. Presiden AS Donald Trump minggu ini akan memberlakukan kenaikan tariff impor baja dan almunium. Hal ini memicu kegelisahan pasar akan potensi perang dagang baru. Harga emas ditutup menguat $18,20 atau 1,39% di level $1323,40 per troy ounce. Dalam perdagangan sepekan, harga emas mengalami penurunan sebesar 0,5%.

Dalam perdagangan sebelumnya, sebetulnya emas sempat bertahan dari gempuran jual berkat dorongan dari investor yang telah mendengar testimoni bagian kedua dari Gubernur Utama The Federal Reserve, Jerome Powell yang memang mengharapkan kenaikan suku bunga yang berlanjut dan dukungan data ekonomi AS yang menguat. Namun pernyataan Presiden Donald Trump akan kebijakan tarif baru bagi produk impor baja dan alumunium membuat harga emas berbalik arah.

Kebijakan fiskal tersebut adalah meningkatkan tarif masuk untuk bahan baku dari baja sebesar 25% tambahannya dan 10% tambahan tarif bagi alumunium. Kondisi tersebut membuat reaksi pasar negatif terhadap masa depan ekonomi AS yang sepertinya akan suram menghadapi tekanan dari pihak luar yang bisa menimbulkan perang dagang model baru.

Emas memang akan muncul sebagai pengaman investasi sesaat alias safe haven, karena investor masih membutuhkan rasa aman sesaat sampai kondisi penjelasan secara rinci bisa diumumkan oleh pihak pemerintah AS.

Selain masalah perang dagang yang akan timbul akibat kebijakan fiskal tersebut, hal lain yang bisa timbul adalah kondisi inflasi yang cepat naik akan dirasakan oleh AS karena bahan baku akan naik sehingga harga barang juga akan mahal, sehingga inflasi akan naik. Sayangnya kondisi produktivitas dan pertumbuhan ekonomi akan menjadi melamban sehingga tekanan kenaikan suku bunga the Fed masih dirasakam belum efektif menjaga keberlanjutan produktivitas dan kinerja ekonomi AS tersebut.

Padahal sebelumnya dalam testimoni yang kedua dari Powell yang juga nadanya juga sama dengan testimoni yang pertama yaitu hawkish terhadap kenaikan suku bunga yang agresif. Sebelumnya harga emas mengalami tekanannya sejak wakil ketua the Fed, Randal Quarles kemarin menyatakan bahwa tingkat inflasi AS akan segera menuju target 2% dan pertumbuhan ekonomi AS masih akan tumbuh secara berkelanjutan sehingga kenaikan suku bunga masih sangat diperlukan dengan cara bertahap.

Investor mengartikan nada bertahap dari Jerome Powell dalam testimoni pertama dan kedua di acara semi-annual kepada parlemen AS, membuat pasar langsung melakukan jual lagi sebagai bentuk rasa optimis dari pernyataan Powell bahwa suku bunga the Fed bisa naik dengan bertahap dan lebih cepat. (Lukman Hqeem)