Yuan PBOC

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Mata uang surgawi, Safe Haven, menguat diakhir pekan kemarin setelah Yuan China mengalami koreksi. Ini menambah catatan kejatuhan mata uang negeri Tirai Bambu sepanjang minggu terhadap Dolar AS.


Konflik Perang Dagang antara AS dan China masih menjadi momok pelaku pasar. Investor khawatir bahwa perang dagang yang berlarut-larut ini akan menimbulkan konsekuensi pada perlambatan ekonomi nasional.


Yuan dalam perdagangan offshore, USDCNH harus turun ke level terlemahnya sejak Desember 2016, dengan satu dolar membeli 6,9769 pada sesi tertinggi. Sementara dalam perdagangan onshore, yuan USDCNY, turun ke posisi terlemahnya untuk periode yang sama. Dolar terakhir diambil 6,9435 yuan di Beijing, turun 0,1%, dan 6,9518 yuan di pasar luar negeri, juga turun 0,1% dari Kamis.


Greenback sendiri telah menguat hampir 7% terhadap mata uang Cina tahun ini, merayap lebih dekat ke posisi tertinggi dalam satu dekade dan tertatih-tatih di ambang penting 7,1 yuan per tingkat dolar. Kisaran perdagangan ini bisa memicu penjualan dan melemahkan yuan lebih lanjut. Para pelaku pasar telah mencoba untuk menilai bagaimana Bank Rakyat China akan bereaksi terhadap aksi jual tersebut mengingat nilai tukar yuan dikelola dengan sistem mengambang bebas.


Melemahnya Yuan dalam sepekan bak perjalanan roller-coaster bagi pasar global. Bursa saham Cina melonjak di awal pekan tetapi berbalik arah tajam, mendorong aksi jual yang melanda pasar saham AS pada hari Rabu. Indek Shanghai mengakhiri sesi perdagangan akhir pekan lalu sedikit lebih rendah, setelah naik 1,9% selama seminggu terakhir.


Sementara itu, Indek dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam rival utama turun 0,3% pada 96,351. Untuk minggu ini, indek Dolar AS berada di jalur kenaikan sebesar 0,7%. Ini akan menjadi kenaikan yang terbaik dalam empat minggu terakhir. Pada awal sesi, sementara ini masih diperdagangkan lebih tinggi, indeks berada di jalur kenaikan sebesar 1,2% dalam lompatan mingguan.


Pada perdagangan dengan mata uang safe haven lainnya, Yen Jepan, USDJPY menarik bagi investor selama masa bergejolak, kini diperdagangkan menguat terhadap dolar, dimana satu dolar AS mampu membeli ¥ 111,76, turun dari ¥ 112,42 pada perdagangan Kamis malam di New York. Itu adalah hari terkuat yen sejak awal bulan.


Dengan dominasi sentimen seperti itu, investor melakukan aksi risk aversion secara klasik, telebih setelah hasil pendapatan perusahaan-perusahaan teknologi AS mengecewakan. Yuan semakin lemah bahkan menyentuh level terendah dalam beberapa tahun terakhir ini. Akibatnya, mata uang surgawi seperti Dolar AS, Yen dan aset emas menjadi daya tarik utama. Bahkan mampu mengungguli mata uang komoditas yang sensitif dengan pertumbuhan seperti dolar Kanada, dolar Australia dan dolar Selandia Baru.


Awalnya memang, aset surgawi ini tetap kuat sepanjang sesi perdagangan, tetapi ketika dolar AS tergelincir ke zona merah setelah rilis data ekonomi hari Jumat, pergerakan dalam pasangan mata uang yang berisiko terhadap dolar mereda.


Dalam perdagangan terhadap dolar Kanada, USDCAD, greenback naik 0,1% lebih kuat ke C $ 1,3084. Dolar Aussie dalam perdagangan AUDUSD, diambil $ 0,7096, naik 0,2%, dan dolar kiwi dalam perdagangan NZDUSD, dibeli $ 0,6526, naik 0,1% dari akhir Kamis di New York. Selama sesi Jumat, baik Aussie dan kiwi pindah lebih dari 1%.


Data sebelumnya menunjukkan GDP kuartal ketiga tumbuh pada kecepatan 3,5% tahun ke tahun, mengalahkan ekspektasi konsensus MarketWatch dari 3,4% tetapi berkinerja buruk dari pertumbuhan 4,2% kuartal sebelumnya. Pembacaan akhir dari indeks sentimen konsumen untuk Oktober datang pada 98,6, terlihat di bawah nilai 99 yang diharapkan.