Dolar AS turun terus bahkan mencapai level terendah sejak pertengahan Juni terhadap yen Jepang pada perdagangan di hari Senin (01/08/2022) dimana para investor menimbang kemungkinan bahwa Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga seagresif yang diperkirakan beberapa orang. Indek Dolar AS bergejolak setelah data ekonomi menunjukkan aktivitas manufaktur AS melambat kurang dari yang diharapkan pada bulan Juli. Tetapi laporan utama bagi investor minggu ini adalah AS. laporan pekerjaan bulanan pada hari Jumat.
Mengawali perdagangan bulan ini, perhatian pasar masih tertuju pada kebijakan Fed yang diperkirakan akan melambatkan kenaikan suku bunganya di semester kedua tahun ini. Pasar menantikan data pekerjaan pada akhir minggu, dan itu kemungkinan mengkonfirmasi bahwa perbaikan di pasar tenaga kerja saat ini.
Indek dolar AS naik sekitar 10% untuk tahun ini sejauh ini, didorong oleh ekspektasi investor terhadap kebijakan kenaikan suku bunga agresif dari Fed. Setelah kenaikannya, saat ini diyakini sebagian pelaku pasar bahwa Dolar AS tengah melakukan konsolidasi.
Minggu lalu, The Fed menaikkan suku bunga acuan overnight sebesar tiga perempat poin persentase. Langkah itu terjadi di atas kenaikan 75 basis poin bulan lalu dan pergerakan yang lebih kecil pada Mei dan Maret, dalam upaya AS. bank sentral untuk mendinginkan inflasi. Dolar AS juga jatuh terhadap yen, dan imbal hasil dua tahun di Pasar Treasury AS juga turun, setelah data menunjukkan ekonomi AS menyusut untuk kuartal kedua berturut-turut.
Pada hari Senin, dolar merosot ke level terendah terhadap yen sejak pertengahan Juni, dan turun dari puncak akhir tahun 1998 hampir 140 yen yang dicapai bulan lalu. Dolar terakhir turun 1,2% pada 131,65. Indeks dolar terakhir turun 0,6%. Pelemahan secara luas dalam dolar membantu euro, yang naik 0,3% pada $ 1.0260. Dolar Aussie naik 0,5% menjadi $0,7027.
Investor juga mengikuti perkembangan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan hari ini. Amerika Serikat mengatakan tidak akan terintimidasi oleh ancaman China untuk tidak pernah “duduk diam” jika dia melakukan perjalanan ke pulau berpemerintahan sendiri yang diklaim oleh Beijing.