Italia diperingatkam CEB agar tidak berharap bantuannya. (Lukman Hqeem)

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi mengingatkan Italia untuk tidak terlalu mengharapkan bantuan ECB. Peringatan itu disampaikan jelang pengajuan anggaran Italia tahun 2019 ke Komisi Eropa, hari ini.


Dalam konferensi pers di sela pertemuan tahunan IMF-WB di Nusa Dua, Bali, Indonesia, Draghi yakin kesepakatan anggaran akan tercapai. Ia pun mendesak semua pihak untuk “tenang menghadapi situasi tersebut.” Draghi menyebutkan bahwa tidak ada bukti spillover effect yang lebih luas di pasar obligasi Eropa. Bahkan imbal hasil Italia mencapai titik tertinggi dalam beberapa tahun belakangan. “Semua yang terjadi hari ini adalah lokal bagi Italia,” kata Draghi pada hari Minggu (14/10).


Terkait potensi kenaikan imbal hasil obligasi Italia, yang bisa memaksa ECB membatalkan rencana pengetatan pada akhir tahun, Draghi tidak ingin berspekulasi akan hal tersebut. Justru Draghi malah berkeyakinan bahwa pihak berwenang, dan dengan semua pihak, tidak hanya Italia, pada akhirnya akan menemukan solusi kompromistis dalam sebuah kesepakatan.
Dalam kesempatan itu, Draghi menyinggung soal perang dagang antara AS dan China. Ia menyebut masih terlalu dini untuk membuat prediksi tentang bagaimana akhir dari perselisihan itu.

Namun, Draghi mengakui bahwa “tingkat perhatian dalam, katakanlah, enam bulan terakhir sudah pasti naik.” Dia pun menyebut ancaman ketidakpastian global belum dirasakan di Eropa. “Sejauh ini, kondisi pembiayaan cukup akomodatif sehingga kami pikir sistem ini cukup tangguh untuk itu. Jadi ketika kami berbicara tentang risiko ini, kami berbicara tentang kemungkinan situasi yang mungkin terjadi di masa depan. Tapi tidak sekarang,” katanya.


Sementara Deputi Perdana Menteri Italia Luigi Di Maio pada Minggu, memberikan tanggapan atas tudingan bahwa pemerintahan baru akan membawa Italia keluar dari zona euro. Menurutnya isu ini merupakan mainan para lawan politik pemerintah untuk menciptakan keresahan. “Tidak seorang pun perlu takut keluar dari euro atau dari Uni Eropa, tidak ada bahaya dan tidak ada niat karena itu bukan apa yang diminta Italia dari kita ketika pemilihan,” kata Di Maio.


Di Maio, yang memimpin Gerakan 5-Bintang anti-kemapanan, memerintah bersama koalisi Liga sayap kanan. Ia menambahkan bahwa kelompok oposisi menyebarkan isu pemerintah ingin meninggalkan euro, “karena mereka ingin menakut-nakuti orang”

.
Baik Partai Liga sayap kanan dan 5-Star anti-kemapanan pernah menjadikan anti-euro sebagai jualannya di kampanye, tetapi para mereka kemudian membuang rencana meninggalkan mata uang tunggal Eropa ketika bergabung untuk membentuk pemerintah pada bulan Juni, menyusul pemilihan nasional yang tidak meyakinkan.


Pasar keuangan sendiri gugup meski pemerintah Italia telah memberikan penjelasan dan tidak ada rencana keluar dari euro. Penghembusan isu Italia keluar dari euro itu sendiri telah memicu aksi jual obligasi pemerintah Italia. Sebuah jajak pendapat yang dilakukan Ipsos menunjukkan 61 % orang Italia ingin mempertahankan euro. Hanya 27 % yang ingin kembali ke mata uang Lira. (Lukman Hqeem)