Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Perdagangan di pasar uang relative lebih tenang di awal minggu ini. Para investor terlihat lebih menahan diri dari membuat aksi yang besar. Indek Dolar AS turun 0,6% pada hari Jumat (09/09/2022), menurun setelah dibuka dengan gap bearish. Sementara itu, indek saham berjangka AS diperdagangkan hampir tidak berubah dan imbal hasil obligasi Treasury AS 10-tahun membukukan kenaikan harian kecil di dekat 3,3%.

Tidak akan ada rilis data ekonomi makro yang dianggap bisa berdampak tinggi dalam kalender ekonomi pada hari Senin (12/09/2022). Komentar dari pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) dan lelang surat utang AS 10 tahun pada hari ini akan diawasi ketat oleh pelaku pasar.

Sebelumnya, menjelang akhir pekan ada beberapa pembuat kebijakan FOMC menegaskan kembali bahwa mereka menganggap tepat untuk terus menghapus kebijakan akomodatif.

“Saya mendukung kenaikan signifikan lainnya dalam dua minggu,” demikian disampaikan oleh Gubernur Federal Reserve Christopher Waller di hari Jumat tetapi greenback gagal mengakhiri minggu tersebut dengan pijakan yang kuat. Namun demikian, FedWatch Tool milik CME Group menunjukkan bahwa pasar memperkirakan kemungkinan 90% dari kenaikan suku bunga 75 basis poin (bps).

Pada perdagangan mata uang, dikabarkan bahwa pasangan EUR/USD telah menghentikan penurunan beruntun selama tiga minggu pada hari Jumat dan mempertahankan momentum bullishnya pada Senin. Pasangan ini diperdagangkan dengan kenaikan harian yang kuat di atas 1,0100.

Komentar terbaru dari pejabat ECB menghidupkan kembali ekspektasi untuk satu kenaikan 75 bps lagi di bulan Oktober. Selain itu, beberapa kantor berita melaporkan bahwa bank sentral Eropa juga berencana untuk mulai membahas pengetatan kuantitatif pada bulan Oktober. Hal ini memungkinkan mata uang Eropa ini dapat terus mengumpulkan kekuatan naiknya.

Sementara pasangan GBP/USD tengah bermain-main didekat posisi terendah mereka sepanjang masa pada 1 September. Hingga akhir tahun, diyakini bahwa GBP/USD berpotensi mendapat tekanan terus menerus.

Negara kepulauan ini menghadapi banyak tantangan mulai dari inflasi hingga perubahan politik. Prospek ekonomi telah memburuk dan akan menimbulkan tantangan navigasi bagi Bank of England. Ketika negara itu terlihat menuju resesi, ada kemungkinan kenaikan terbatas pada Poundsterling, kecuali Dolar AS yang tertimbang perdagangan turun dari levelnya yang tinggi.

Pasangan GBP/USD menembus di atas level 1,1600 dan terus mendorong lebih tinggi menuju 1,1650 pada hari Senin. Data mengungkapkan bahwa Produk Domestik Bruto Inggris tumbuh sebesar 0,2% pada bulan Juli. Angka ini lebih lemah dari ekspektasi pasar untuk pertumbuhan 0,5%. Data lain menunjukkan bahwa Produksi Industri mengalami kontraksi sebesar 0,3% dan Produksi Manufaktur hanya meningkat sebesar 0,1% pada periode yang sama. Terlepas dari data yang mengecewakan, GBP/USD berusaha mempertahankan kenaikan hariannya di tengah tekanan jual yang meluas pada Dolar AS.

Sementara dalam perdagangan Dolar atas Yen Jepang terlihat bahwa pasangan USD/JPY ini mengalami koreksi kembali dalam perdagangan di pada hari Jumat. Pasangan USD/JPY merayap lebih tinggi pada awal Senin dan terakhir terlihat diperdagangkan di atas 143,00. Wakil Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Seiji Kihara mendesak pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna melawan depresiasi berlebihan dalam Yen, tetapi komentar ini gagal membantu mata uang mereka tetap tangguh terhadap greenback.