ESANDAR – Pada hari Kamis (19/12/2019) Dolar AS nyaris tidak bergerak oleh kabar pemakzulan Presiden AS Donald Trump oleh Dewan Perwakilan Rakyat AS atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan penghalangan Kongres. Berita tersebut tidak banyak memengaruhi selera investor dari aset berisiko ke aset safe haven seperti Yen, yang menguat terhadap Dolar AS meski tidak besar. Senat yang mayoritas dikuasai oleh Republik diperkirakan akan membebaskan Trump, membiarkannya melanjutkan tugasnya sebagai presiden AS.
Dolar AS bergerak datar, sedikit oleh laporan yang menunjukkan bahwa aktivitas pabrik di kawasan Mid Atlantik hampir terhenti pada bulan ini. Pelaku pasar sendiri tengah bersikap menunggu dengan data produk domestik bruto (PDB) yang akan dirilis kemudian.
Data itu beserta sikap antisipatif investor terhadap data PDB, memungkinkan pasar menepis laporan Indek Kondisi Bisnis Fed yang dirilis Bank Sentral AS wilayah Philadelphia turun menjadi 0,3 pada Desember dari 10,4 pada November. Dalam perdagangan awal pekan ini, Dolar AS memang menguat dengan dukungan data ekonomi, yang mampu mengurangi kekhawatiran pasar bahwa The Federal Reserve masih akan melanjutkan siklus pemotongan suku bunganya pada tahun 2020.
Di tempat lain, Bank of England (BoE) mempertahankan suku bunga stabil pada hari Kamis, mengatakan terlalu dini untuk mengukur seberapa banyak kemenangan Perdana Menteri Boris Johnson di pemilu dapat mengangkat ketidakpastian ekonomi terkait Brexit. Pound sterling melemah terhadap dolar AS, memperpanjang penurunan tajam minggu ini setelah Johnson menghidupkan kembali potensi Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa perjanjian perdagangan alias no-deal Brexit. Pound telah jatuh 3,74% sejak kemenangan pemilihan Johnson pada 13 Desember.
BoE sepertinya tidak terlalu dovish tetapi juga tidak terlalu positif. Jadi, para pembuat kebijakan BoE berada dalam mode yang sama dengan mitra mereka di The Fed di mana mereka hanya menonton dengan hati-hati untuk melihat bagaimana keadaan secara politik akan terjadi – jika Brexit terjadi. Selain itu, kepergian Gubernur BoE Mark Carney dalam beberapa minggu mendatang mungkin membebani sterling sebab dapat menciptakan lebih banyak kabut pada potensi tindakan bank sentral tersebut. Sejauh ini tidak jelas apakah pengganti Carney akan terus meniru The Fed atau merapat pada kebijakan Boris Johnson.
Poundsterling Inggris berakhir di 1.3009 per Dolar AS atau turun 0,54%. Pasangan GBPUSD terus menukik, melanjutkan pergerakan turun selama lima berturut-turut. Meski GBPUSD sempat berada di 1.2990, namun level support yang penting masih di 1.3000. Memang koreksi GBPUSD berpeluang menyeret pasangan ini hingga ke 1.2940. Sebaliknya dengan bertahannya GBPUSD, karena mengincar kenaikan lebih lanjut di 1.3100.
Euro dalam perdagangan EURUSD berakhir di 1.1123 atau naik 0,09%. Pasangan EURUSD cenderung untuk melanjutkan konsolidasi menjelang data-data penting AS dan perkembangan politik di Inggris dan AS. Kegagalan untuk menarik keatas kembali Euro diata garis tren kenaikannya yang telah ditembus pada hari Rabu menunjukkan bahwa pasangan mata uang ini belum memiliki arah perdagangan yang jelas dalam jangka pendek. Tak heran bila kemudian EURUSD diperkirakan masih melakukan perdagangan bolak balik dalam bentang harga 1.1103 – 1.1144. Justru potensi ambil untung menjelang libur natal akan membuat tekanan dan pasangan EURUSD berusaha mententuh level support di 1.1115 dan 1.1080. Potensi kenaikan berlanjut dengan target terdekat ke 1.1131, dan terjauh hingga ke 1.1160.
Sementara dalam perdagangan Aussie, pasangan AUDUSD berakhir dengan catatan naik sebesar 0,48% di level 0.6884. Dorongan kenaikan AUDUSD dari sentiment bullish jangka pendek meski tidak mengubah potensi pola perdagangan yang masih bolak balik saja dalam kerangka waktu yang lebih lama. AUDUSD masih bergerak di atas garus support pada level 0.6865, dimana potensi kenaikan lebih lanjut akan terjaga. Target kenaikan selanjutnya adalah menuju ke 0.6915 dengan catatan AUDUSD mampu menembus 0.6886. Sementara koreksi bisa terjadi menjelang liburan ini dengan target koreksi setidaknya ke 0.6850.
Dalam perdagangan USDJPY, pasangan ini berakhir di 109.35 atau turun 0,16%. USDJPY mendapat dorongan dari peristiwa politik di AS dan Inggris yang diliputi ketidakpastian. Pasnagan ini melaju turun dan diperkirakan masih akan berlanjut apabila Dolar AS mampu menembus dengan kuat ke 109 Yen Jepang. USDJPY berusaha menembus level support hingga ke 108.60. Potensi berbaliknya arah perdagangan membuat USDJPY bisa ke 109.28 – 109.60. (LH)