ESANDAR, Jakarta – Harga Emas berjangka berakhir turun pada hari Selasa (03/04), karena bursa saham berusaha untuk bangkit kembali dari kekalahan sesi sebelumnya. Sejumlah kekhawatiran atas ketegangan perang global tampaknya sedikit mereda.
Meskipun bursa saham Eropa berakhir lebih rendah, bursa saham AS naik karena sejumlah saham berusaha untuk pulih. Setidaknya sektor teknologi yang sebelumnya anjlok tajam, berusaha berbalik arah. Sementara indeks dolar DXY naik tipis 0,1% menghasilkan angin sakal untuk logam kuning.
Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Juni turun $ 9,60, atau 0,7%, menjadi $ 1,337.30 per troy ons. Emas telah naik 0,7% awal minggu ini, sebuah langkah yang memungkinkan logam mulia untuk membangun apa yang merupakan kenaikan kuartalan ketiga berturut-turut diawal tahun ini. Meskipun kenaikan tiga bulan ini tercatat sangat tipis, naik hanya 0,7% untuk kontrak Juni dan naik 1,4% secara berkelanjutan – dalam tujuh tahun.
Harga emas terkoreksi paska kenaikan tajam sebelumnya, sesuatu yang dianggap lumrah secara teknikal mengingat kondisi pasar yang sepi sentiment. Kenaikan tipis baik bursa saham dan Dolar AS menjadi momentum investor melakukan aksi ambil untung. Seperti diketahui, Dolar AS menguat atas Euro dan Yen.
Disisi lain, tren kenaikan harga emas masih tetap terjaga. Pasalnya, ketidak pastian perdagangan masih menghantui pasar. Sebagaimana diberitakan, Pemerintahan Donald Trump akan menjelaskan lebih rinci daftar produk Cina yang akan dikenakan tariff masuk. Sebaliknya, Beijing juga tidak tinggal diam. Mereka telah mentargetkan sejumlah produk AS yang masuk ke Cina dengan tariff penyesuaian pula. Setidaknya 130 barang AS sudah diumumkan akan dikenakan tariff masuk khusus ke Cina, termasuk komoditas pertanian yang menjadi andalan ekspor AS. Kondisi ini semakin meningkatkan kekhawatiran pasar akan perang dagang antar dua kekuatan ekonomi dunia.
Tren Bullish pada harga emas juga masih terjaga dengan volatilitas pasar saham. Hal ini diyakini akan membuat harga emas bisa bertahan diatas $1300 per troy ons. Meski tidak besar, sekitar 30% peluang harga emas bisa naik diatas $1400 ditahun ini, ungkap analis dari Citi Group kepada kliennya.
Hal ini didasarkan fakta kenaikan suku bunga AS yang dianggap lebih kalem. Sementara ketegangan Perang Dagang AS-Cina semakin mengemuka. Meski imbal hasil Obligasi AS bisa menguat, namun penguatan Yen disisi lain akan membuat demam emas makin terasa. Tak heran aksi beli akan mendera pasar dalam minggu-minggu ini.
Ditengah nada optimis ini, perlu diperhatikan sejumlah data ekonomi AS yang bisa membebani kenaikan harga emas lebih lanjut. Pada minggu ini, setidaknya harga emas masih akan diperdagangkan dalam kisaran tipis $ 1,310- $ 1,360. Harga emas untuk bisa mengkonfirmasi tren kenaikannya, setidaknya harus bertahan diatas $1355 kembali. Data penting minggu ini yang harus diantisipasi adalah Non farm payroll AS, serta data lapangan kerja sektor swasta dari ADP Inc. yang akan dirilis pada hari Rabu. (Lukman Hqeem)