ESANDAR, Jakarta – Dolar AS secara luas menguat pada hari Rabu (02/05), melanjutkan kenaikannya baru-baru.
Dorongan kenaikan Dolar AS terinspirasi oleh imbal hasil Obligasi AS yang lebih tinggi, naik di atas 3%. Alhasil, Indeks Dolar AS naik 0,4% menjadi 91,156. Ini merupakan level tertinggi sejak pertengahan Januari menurut data FactSet. Pada hari Selasa, indeks dolar AS sempat turun 0,2%.
Greenback naik ke level terbaiknya sejak awal Februari terhadap yen Jepang. Dalam perdagangan USDJPY, Dolar AS membeli ¥ 109,33 dibandingkan dengan ¥ 108,81 pada hari Selasa di New York. Sementara Euro dibeli $ 1,2176, kurang dari $ 1,2233 pada sesi sebelumnya. Para pialang Euro akan lebih fokus pada sesi perdagangan Kamis besok ketika Bank Sentral Eropa mengeluarkan keputusan kebijakan terbaru.
Poundsterling diperdagangkan pada $ 1,3938, turun dari $ 1,3978. Di tempat lain, Selandia Baru dolar, berada di bawah tekanan jual lebih dan jatuh ke level terburuk sejak Desember terhadap greenback, membeli $ 0,7071, turun terhadap $ 0,7123.
Dolar AS berbalik arah dari kerugian di hari Selasa setelah melompati batas kenaikannya hingga mencatat lima sesi beruntun dan naik lebih tinggi.
Investor tetap memusatkan perhatiannya pada imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun yang memperpanjang kenaikannya hingga ke posisi tertinggi dalam empat tahun ini. Bertengger di 3,023%. Imbal hasil harus naik di atas 3,047% untuk menyamai level tertinggi sejak Juli 2011.
Ada peningkatan ekspektasi inflasi dan serangkaian pidato oleh para petinggi the Fed di akhir pekan lalu sehingga memperkuat spekulasi bahwa The Federal Reserve akan melakukan langkah yang lebih agresif dalam menaikkan suku bunga. Meski demikian, ada pula kecenderungan naik dolar kemungkinan juga terkait dengan jumlah posisi jual yang sebelumnya dilakukan atas dolar, yang telah menjadi mahal untuk dipertahankan. Aksi Short covering khususnya mendorong pasangan dolar-yen lebih tinggi.
Sayangnya, tetapi short covering dengan membeli mata uang untuk alasan fundamental adalah dua hal yang berbeda. Terlebih jika memperhatikan tren Indek dolar yang masih turun 1,1% sepanjang tahun ini.
Tidak ada laporan data ekonomi utama yang akan dirilis pada hari ini. The Fed sendiri akan bertemu minggu depan. Bank Sentral Eropa dan Bank of Japan akan mengeluarkan keputusan kebijakan pada Kamis dan Jumat, masing-masing.
Penurunan ketegangan geopolitik, terutama mengurangi kekhawatiran perang dagang telah memungkinkan para pedagang untuk memfokuskan perhatian penuh mereka pada fundamental yang meningkatkan dolar seperti hasil yang lebih tinggi. Ekspektasi suku bunga dari pelebaran diferensial untuk yield obligasi Jerman atau Jepang AS diperkirakan akan terus mendukung dolar naik ke depannya. (Lukman Hqeem)