Harga emas turun oleh penguatan Dolar AS paska data ekonomi AS yang solid.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga Emas berjangka berakhir pada posisi terendah dalam dua bulan ini pada perdagangan hari Selasa (01/05). Penguatan dolar AS dan imbal hasil Treasury yang naik sehari menjelang keputusan kebijakan moneter Federal Reserve menjadi biang rontoknya logam mulia.

Untuk kontrak pengiriman bulan Juni, harga emas dipasar berjangka turun $ 12,40 atau 0,9%, ke $ 1,306.80 per ons. Dibulan April tercatat kinerjanya turun 0,6%. Ini merupakan harga penutupan yang terendah sejak 1 Maret.

Penguatan dolar melemahkan permintaan untuk emas batangan, dimana Indek dolar Amerika Serikat, naik 0,6% pada 92,43, sekaligus membalik posisi indeks menjadi lebih tinggi dan positif di tahun ini. Dibulan April, Dolar AS naik 1,9% terhadap enam rival utama, penguatan ini mempengaruhi selera investor untuk membeli komoditas yang dihargakan dalam dolar, termasuk logam kuning. Greenback menandai bulan terkuatnya sejak pemilihan Presiden Donald Trump.

Imbal hasil Obligasi AS juga naik, dimana bunga surat utang negara dengan jatuh tempo 10-tahun naik 3 basis poin di 2,963%. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik. Imbal hasil yang lebih tinggi dapat mengeja kelemahan untuk emas, yang seperti komoditas lainnya tidak menawarkan hasil.

Penurunan emas juga terjadi karena dorongan sentiment pertemuan The Fed. Sejak hari Selasa, The Fed mengadakan pertemuan rutin selama dua hari, yang berakhir Rabu. Meskipun bank sentral tidak diharapkan untuk mengubah kebijakannya, pelaku pasar mengantisipasi bahwa bank sentral akan menggarisbawahi niatnya untuk menaikkan suku bunga setidaknya tiga kali lagi pada tahun 2018.

Kekuatan dalam dolar dan melemahnya emas menunjukkan potensi pernyataan Fed yang akan bersikap hawkish. Jika tidak ada kenaikan aktual dalam suku bunga fed fund, setidaknya telah didiskontokan. Diharapkan pada perdagangan hari ini, dolar AS bisa mereda dan harga emas membaik setelah risalah pertemuan tersebut diumumkan.

Ekspektasi untuk kenaikan lebih lanjut oleh Fed meningkat kemarin setelah indeks inflasi konsumsi pribadi, atau indeks PCE, mencapai target tahunan 2% Fed untuk pertama kalinya dalam setahun. Pada hari Selasa, dalam tanda meningkatnya inflasi, data menunjukkan indeks harga ISM pada titik tertinggi sejak 2011.

Minat investasi emas batangan, sementara itu, menurun pada bulan April. Data dari AS Mint menunjukkan adanya penjualan 4.500 ons dalam bentuk penjualan koin emas American Eagle bulan lalu, angka ini turun 25% dari bulan yang sama tahun sebelumnya. Itu adalah tingkat penjualan April terlemah sejak 2007, menurut GoldCore.

Investasi emas oleh rumah tangga di Barat juga jatuh ke tingkat terlemah sejak harga logam mulia mencapai posisi terendahnya di akhir tahun 2015.  Jumlah orang yang memulai atau menambah kepemilikan emas mereka di BullionVault turun 13,5% pada bulan April dari angka bulan Maret.

Meskipun harga emas berjangka menurun, namun permintaan untuk dana yang diperdagangkan di bursa mengalami kenaikan. Total arus masuk ke ETF emas untuk bulan April mencapai $ 1,8 miliar, atau naik 90% dari semua aliran komoditas.  Kenaikan ini sebetulnya tidak mengherankan mengingat meningkatnya volatilitas di pasar saham. Terlihat dari pergerakan Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq terlihat diredam, meskipun aksi perdagangan berombak pada bulan April. (Lukman Hqeem)