Indek dollar AS (DXY) pada perdagangan di hari Senin (14/08/2023) naik 0,33% dan membukukan posisi tertinggi dalam 5 minggu. Yield Obligasi AS yang lebih tinggi memperkuat perbedaan suku bunga dolar dan mendukung dolar. Juga, ada kekhawatiran pasar tentang krisis utang China yang memburuk sehingga menjatuhkan yuan ke level terendah 6 minggu terhadap dolar. Selain itu, divergensi bank sentral memukul yen, yang jatuh ke level terendah 9 bulan terhadap dolar pada hari Senin dalam perdagangan USD/JPY.
Menurut kajian bulanan, ekspektasi inflasi konsumen dari New York Fed di hari Senin adalah dovish untuk kebijakan Fed dan negatif untuk dolar. Survei menunjukkan ekspektasi inflasi untuk satu tahun turun menjadi 3,55% pada Juli dari 3,83% pada Juni, terendah dalam dua tahun. Juga, ekspektasi inflasi tiga tahun turun menjadi 2,9% di bulan Juli dari 3,0% di bulan Juni.
Pasangan EUR/USD turun -0,37% dan membukukan level terendah 5 minggu. Kekuatan dolar pada hari Senin melemahkan euro. Juga, laporan hari Senin tentang harga grosir Jerman menunjukkan harga di bulan Juli turun selama empat bulan berturut-turut, yang dovish untuk kebijakan ECB dan bearish untuk EUR/USD.
Indeks harga grosir Juli Jerman turun -2,8% y/y, harga bulan keempat berturut-turut telah menurun dari tahun ke tahun.
Pasangan USD/JPY naik +0,35%. Yen merosot ke 9 bulan terhadap dolar pada hari Senin dan telah jatuh selama enam sesi berturut-turut. Imbal hasil T-note yang lebih tinggi pada hari Senin membebani yen. Juga, divergensi bank sentral bearish untuk yen, dengan Fed, BOE, dan ECB menaikkan suku bunga sementara BOJ terus mempertahankan suku bunga pada rekor terendah.
Implikasi dari penguatan Dolar AS juga mendorong harga emas melemah. Harga emas di bursa berjangka untuk pengiriman bulan Oktober ditutup turun 0,13%. Penurunan terjadi secara moderat, dimana harga emas jatuh ke level terendah 6 minggu.
Reli indeks dolar ke harga logam telah memberikan tekanan sepanjang 5 minggu ini. Selain itu imbal hasil obligasi global yang lebih tinggi pada hari Senin turut menjadi sentiment bearish untuk logam mulia.
Kerugian dalam logam mulia terbatasi karena masalah likuiditas di China memicu beberapa pembelian safe-haven logam mulia setelah unit Zhongzhi Enterprise Group, salah satu manajer kekayaan swasta top China, melewatkan pembayaran pada beberapa produk investasi hasil tinggi.