Dolar berfluktuasi tetapi tetap dalam lintasan naik minggu ini setelah yield Obligasi AS mengambil nafas. Awal perdagangan, Dolar AS sempat melemah setelah rilis data ekonomi yang mengecewakan, greenback membalikkan kerugiannya setelah imbal hasil Treasury sebagian pulih setelah lelang TIPS 10-tahun yang menunjukkan permintaan asing yang lemah untuk tenor tersebut. Terhadap sekeranjang mata uang dunia, dolar terakhir naik 0,13%. Imbal hasil obligasi 10-tahun AS berada di 1,8325%, dari tertinggi dua tahun mereka di 1,902% yang dicapai pada hari Rabu.
Meski melembut, imbal hasil Obligasi AS masih pada level yang tinggi, dan dolar terus menarik dukungan menjelang pertemuan Fed minggu depan. Terlihat ada pasang surut bulan ini, tetapi fundamental yang mendasarinya tetap bullish untuk dolar karena pandangan bahwa Fed akan mengadopsi sikap kebijakan yang lebih hawkish ke depannya.
Kenaikan imbal hasil benchmark telah didorong oleh ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve AS akan memperketat kebijakan moneter pada kecepatan yang lebih cepat dari yang diantisipasi sebelumnya. Dana Fed berjangka telah sepenuhnya memperhitungkan kenaikan suku bunga pada bulan Maret dan total empat kali pada tahun 2022.
Komisi Pasar Terbuka Federal (FOMC) The Federal Reserve akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter dua hari pada hari Selasa, di mana para pelaku pasar akan menganalisis dengan cermat pernyataan komite mengenai garis waktu pengetatan. Pasar mencermati peristiwa ini, dengan ekspektasi Fed bisa agresif.
Euro terakhir berada di $1,1313, di bawah level tertinggi sebelumnya di $1,1369. Pound 0,03% lebih tinggi pada $ 1,3615 dan yen secara nominal lebih rendah pada 114,14 per dolar. Aussie menguat 0,41% menjadi $0,7241, memperpanjang kenaikan dari hari sebelumnya, dan dolar Kanada membalikkan kenaikan sebelumnya, dengan satu dolar AS senilai C$1,2474.