ESANDAR – Dolar AS merosot pada hari Senin (23/08/2021), setelah membukukan kenaikan mingguan terbesarnya dalam lebih dari dua bulan pekan lalu, karena pasar menganut suasana risk-on dengan data yang lemah menunjukkan Federal Reserve tidak mungkin dengan cepat menghapus sikap moneter akomodatifnya.
Pertumbuhan aktivitas bisnis A.S. melambat untuk bulan ketiga berturut-turut pada Agustus karena kendala kapasitas, kekurangan pasokan, dan varian Delta yang menyebar dengan cepat dari virus corona melemahkan rebound ekonomi, kata perusahaan data IHS Markit.
Penguatan kembali risk-on pasar membuat invesntor melepas sebagian asset safe havennya, dalam hal ini Dolar AS. Indek dolar sebelumnya mencapai level tertinggi sembilan bulan pada pekan lalu, dengan catatan kenaikan hampir 5% dari posisi terendah Mei. Para investor menguatkan harapan bahwa The Fed akan mulai mengurangi kebijakan stimulus yang didorong oleh pandemi menjelang Eropa dan Jepang.
Tetapi Robert Kaplan, Direktur Federal Reserve wilayah Dallas, mematahkan harapan itu di hari Jumat ketika ia mengatakan bahwa dia mungkin mempertimbangkan kembali perlunya memulai lebih awal untuk mengurangi jika virus membahayakan ekonomi. Kaplan dikenal sebagai sosok yang hawkish.
Pasar telah menyimpulkan bahwa tidak akan ada “taper tantrum” seperti pada tahun 2013, dimana muncul kekhawatiran The Fed akan memperketat kebijakan moneter menyebabkan suku bunga melonjak pada saat itu.
Meski pengumuman pengurangan yang tak terhindarkan di beberapa titik tahun ini, itu akan menjadi sangat lambat dan itu tidak akan menandakan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat pada akhir tahun depan.
Mata uang berisiko, dolar Aussie menerima manfaat utama dari pelemahan dolar AS. dengan naik lebih dari 1%. Indeks dolar AS sendiri memang turun 0,57% menjadi 92,95. Euro naik 0,44% pada $ 1,175, sementara yen diperdagangkan turun 0,11% pada $ 109,680.
Dalam jangka panjang, dolar AS masih dalam tren bullish. Penguatan ekonomi yang konsisten dengan berpusat pada teknologi dan yang menganut kehancuran kreatif kemungkinan akan menikmati pertumbuhan tren yang meningkat di tahun-tahun mendatang.
Di tempat lain, euro melonjak ke level tertinggi tiga hari setelah data menunjukkan bisnis zona euro tumbuh kuat bulan ini, meskipun laju ekspansi melambat di tengah kekhawatiran strain virus corona baru dapat membawa pembatasan baru.
Dolar Australia termasuk di antara yang menguat setelah Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan warga Australia harus mulai belajar hidup dengan COVID-19 ketika target vaksinasi yang lebih tinggi tercapai.