ESANDAR, Jakarta – Dolar AS masih terbebani oleh kekecewaan dari data pesanan barang tahan lama AS. Hal ini membuka spekulasi bahwa Fed mungkin akan menghentikan rencana kenaikan suku bunga pada awal musim semi 2019.
Melemahnya Dolar AS dimanfaatkan oleh mata uang lainnya. Euro dan Poundsterling berusaha naik. Bahkan Euro sempat rally ke harga tertinggi harian pada hari Kamis setelah Inggris dan Uni Eropa pada prinsipnya setuju untuk teks yang menetapkan hubungan masa depan mereka sebelum pertemuan puncak pada hari Minggu. Mata uang tunggal Eropa ini naik sebanyak 0.4 %, mencapai tertinggi hari itu $ 1.1434 sebelum memangkas kenaikan untuk berdiri 0.3 persen di $ 1.1415.
Presiden Dewan Eropa Donald Tusk mengatakan usulan perjanjian telah dibahas antara Perdana Menteri Inggris Theresa May dan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker. Kedua pihak berencana untuk tetap memiliki hubungan perdagangan “sedekat mungkin, dan memfasilitasi kemudahan perdagangan yang sah”.
Poundsterling menangkap beberapa tawaran agresif sebagai reaksi terhadap dokumen Brexit yang bocor, yang mengatakan Inggris berkomitmen untuk menyelaraskan dengan aturan UE tentang perdagangan barang dan kedua belah pihak dapat mempertimbangkan solusi teknologi untuk mencegah ‘perbatasan keras’.
Kabar tersebut juga sempat membuat Poundsterling naik, meskipun kemudian memudar. Pasangan GBPUSD sempat naik di 1.2900, kemudian mundur lebih dari 50-pips. Pound melonjak ke tingkat tertinggi harian terhadap dolar, dengan GBPUSD mencapai tertinggi 1.2927, sebelum turun kembali ke 1.2870.
Sementara itu, Aussie terdesak antara lingkungan risiko global dan hilangnya dolar AS. Kenaikan imbal hasil Obligasi Australia untuk tenor 2 Tahun mendekati posisi paling sempit sejak akhir September. Ini sudah cukup untuk membuat AUDUSD mendekati level support di kisaran 0.7200, sebelum memuncak kembali ke 0.7350.
Australia yang memiliki hubungan dagang baik dengan China, membuat investor ekstra hati-hati menjelang pertemuan China dan AS. Kedua pemimpin negara adidaya ini akan mengadakan pertemuan khusus disaat KTT G20 pada 30 November nanti di Argentina.
Setelah membukukan puncak mingguan, di sekitar wilayah 113.20, pasangan USDJPY mulai mengoreksi dan turun ke posisi terendah. Pasangan ini berjuang untuk membangun pendakian stabil yang disaksikan selama dua sesi perdagangan terakhir, dengan bias penjualan Dolar AS tindak lanjut mengerahkan beberapa tekanan ke bawah baru pada hari Kamis. (Lukman Hqeem)