ESANDAR- Bursa Asia diperdagangan melemah pada Jumat (9/7) akibat mengendurnya sentimen pasar yang dipicu oleh kecemasan pemulihan ekonomi global akan tersendat oleh merebaknya virus Delta.
Indeks acuan Asia, MSCI diperdagangan jatuh 0,9% menjadi 667,99. Nikkei juga melemah sampai 0,2%, diikuti saham Australia yang anjlok 1,6% setelah pemerintah memberlakukan kebijakan “stay at home” untuk mencegah penyebaran virus Corona varian Delta.
Tadi malam, bursa Amerika kompak melemah dimana masing-masing indeks Dow dan Nasdaq tergelincir 0,7%, dan S&P 500 melemah 0,86%.
Berdasarkan pengamatan, para pelaku pasar cenderung menghindari aset-aset berisiko.
Kabar lainnya yang ikut meruntuhkan sentimen pasar adalah spekulasi bank-bank sentral dunia akan memberlakukan kebijakan pengetatan untuk mengontrol inflasi yang dipicu oleh cepatnya penyebaran virus Corona (Delta).
Dari sektor politik ketegangan di Timur Tengah, Rusia dan China terkait pemberedelan perusahaan-perusahaan China di luar negeri mulai berdampak ke pasar.
Data ketenagakerjaan AS juga tidak sesuai harapkan merujuk kepada jumlah penduduk yang mengisi tunjangan pengangguran.
Sementara dari pasar forex, mata uang yen menguat terhadap dolar pada level 109.81 sementara euro anjlok menjadi $1.1836. Aussie dan kiwi serempak turun 0,3%.
Dari pasar komoditas harga minyak mentah diperdagangkan melemah setelah sebelumnya sempat menguat. Minyak Brent diperdagangan turun menjadi $73,94 per barrel sementara minyak mentah AS turun menjadi $72,86 per barrel.
Emas, salah satu aset incaran dikala krisis, menguat tipis dan berada di posisi $1,804.84 per ounce.