bank of Japan pertahankan kebijakan moneter ultra loose

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Anggota dewan Bank of Japan Makoto Sakurai mengatakan pada hari Rabu (21/10/2020) bahwa bank sentral harus mengambil tindakan “cepat dan tepat” jika guncangan virus korona menunda pemulihan ekonomi negara. Menurutnya, jika wabah ini berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan, akan lebih banyak perusahaan yang mengalami penurunan. Hal ini tentu akan membebani bank komersial atas pinjaman buruk dan mengancam sistem keuangan Jepang, katanya.

“Saat ini lembaga keuangan memiliki modal yang cukup sehingga tidak ada kekhawatiran besar terhadap sistem perbankan Jepang. Tapi kita perlu bersiap untuk mengambil tindakan cepat, dengan memperhatikan baik ekonomi dan sistem perbankan, ”kata Sakurai dalam pidatonya kepada para pemimpin bisnis di prefektur Fukui.

Pernyataan itu muncul menjelang tinjauan suku bunga BOJ minggu depan, ketika bank sentral kemungkinan akan memangkas pertumbuhan dan perkiraan harga, tetapi membiarkan pengaturan moneter tidak berubah.

Mereka juga menggarisbawahi kekhawatiran yang berkembang di BOJ atas rasa sakit tambahan yang dapat ditimbulkan oleh COVID-19 pada bank komersial, banyak di antaranya menderita karena suku bunga sangat rendah selama bertahun-tahun.

“Jika pemulihan ekonomi Jepang tertunda, itu bisa mengganggu pertumbuhan dan sistem perbankan. Karena itu, penting bagi kami untuk bertindak cepat dan tepat sesuai kebutuhan dengan berkoordinasi dengan pemerintah dan bank sentral lainnya, ”kata Sakurai.

Ekonomi Jepang mengalami kemerosotan pascaperang terbesar pada kuartal kedua. Analis memperkirakan rebound tidak akan terlalu besar karena ketidakpastian prospek membebani konsumsi dan belanja modal.

Sakurai mengatakan meski ekonomi Jepang kemungkinan besar akan pulih secara bertahap, itu tetap dalam situasi yang parah. Inflasi mungkin juga tidak meningkat banyak untuk beberapa waktu, karena perusahaan mengatasi pasar tenaga kerja yang ketat dengan otomatisasi daripada kenaikan gaji, tambahnya.

Perlu ada penelitian lebih dalam tentang bagaimana perubahan struktural dalam ekonomi mempengaruhi harga, ”katanya. Sakurai juga mengatakan BOJ harus memastikan ekspektasi inflasi tidak turun terlalu banyak, karena perusahaan dan rumah tangga akan menunda pengeluaran jika mereka mengharapkan harga turun untuk periode yang lama.

“Bahkan jika kenaikan harga aktual lambat, penting untuk menjaga ekspektasi inflasi di wilayah positif untuk mendorong entitas swasta terus berbelanja,” katanya.