Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Dolar jatuh ke level terendah dalam tiga bulan terakhir terhadap sekeranjang mata uang utama pada hari Jumat (29/12/2017), menandai penurunan tahunan terberatnya sejak 2003. Jatuhnya Dolar AS karena investor meragukan daya tahan dalam pertumbuhan ekonomi A.S. setelah perbaikan pajak pekan lalu.

Salah satu perkembangan pasar yang paling dramatis di tahun 2017 adalah meningkatnya bitcoin dan mata uang kripto lainnya. Mereka telah menarik minat investor kembali di akhir tahun. Banyak dari mata uang digital ini telah meningkat nilainya tahun ini.

Greenback mungkin tertinggal lebih jauh terhadap rekan-rekannya pada 2018 karena investor memperkirakan bank sentral utama lainnya akan kembali mengurangi stimulus mereka sementara Federal Reserve sendiri telah memberi sinyal akan menaikkan suku bunga lebih lanjut.

Indeks dolar menurun, ke 92,080, yang merupakan level terendah sejak 22 September. Ini mencatat penurunan tahunan 9,8 persen, kerugian tahunan terbesar sejak 2003. Dolar juga melemah terhadap yen , poundsterling, dolar Kanada, dan Swiss franc, yang merupakan komponen indeks lainnya tahun ini.

Sebelumnya, indeks dolar sempat berada di puncak tertinggi dalam 14 tahun diawal 2017 karena harapan agenda ekonomi pertumbuhan ekonomi Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Termasuk dorongan dari perubahan UU Perpajakan AS yang paling dramatis dalam 30 tahun. Undang-undang ini diundangkan pada minggu lalu, setelah sejumlah anggota parlemen dari Republikan dan Presiden Donald Trump terus berjuang merampungkan undang-undang tersebut.

Dalam tren tersebut, sejumlah spekulan mulai mengurangi posisi beli mereka atas dolar AS. Hal ini mendorong Dolar makin terdepresiasi. Nilai posisi jual dollar, yang berasal dari posisi akhir spekulan di pasar Moneter Internasional dalam pasangan yen, euro, Poundsterling , franc Swiss dan dolar Kanada dan Australia, adalah $ 458,0 juta pada pekan yang berakhir 29 Desember. Itu lebih rendah dari posisi bersih bersih minggu sebelumnya sebesar $ 2,18 miliar.

Sebaliknya, euro membukukan tahun terbaiknya melawan dolar dalam 14 tahun karena membaiknya zona euro dan beberapa ekspektasi Bank Sentral Eropa mungkin mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga pada tahun 2018. Rentang positif spekulatif di euro tumbuh menjadi 92.144 kontrak dari 86.224 seminggu sebelumnya.

Penguatan Euro dipicu juga oleh harapan bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga pada akhir 2018. Pertimbangannya, karena bukti inflasi dan aktivitas bisnis yang lebih tinggi di zona euro telah mengangkat euro. Euro pun bersiap untuk kinerja tahunan terbaiknya versus Dolar AS dalam 14 tahun. Euro mencapai puncak tiga bulan di $ 1,2028, membawa kenaikan tahunan menjadi 14,2 persen. Itu terakhir naik 0,56 persen pada $ 1,2008. Reli euro merupakan hambatan pada greenback pada 2017.

Selanjutnya, banyak investor institusional juga menutup buku mereka di akhir tahun, tenggat waktu untuk perpajakan dan pelaporan kinerja, suatu saat yang terlihat mengarah pada tekanan jual dolar.

Di luar mata uang tradisional, bitcoin dan kriptocurrencies lainnya rebound setelah dua hari kerugian terkait dengan peraturan regulator yang menguatkan peraturan mengenai mata uang digital dalam upaya untuk mengekang spekulasi berlebihan. Bitcoin terakhir naik 1,18 persen pada $ 14,564.76 di bursa Bitstamp. Angka itu berada di atas rekor tertinggi mendekati $ 20.000 yang disentuh 12 hari yang lalu namun masih menuju kenaikan sekitar 1.400 persen pada 2017. (Lukman Hqeem)