ESANDAR, Jakarta – Bursa saham AS dalam perdagangan berombak pada hari Rabu (07/02/2018). Wall Street mencoba naik kembali setelah pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Wilayah Dallas Robert Kaplan yang mengatakan bahwa kenaikan lapangan kerja dan upah di AS mungkin tidak mendorong inflasi lebih tinggi.
Pernyataan ini membantah spekulasi pasar yang meluas bahwa pertumbuhan upah saat ini akan mendorong inflasi. Tingkat pertumbuhan upah AS saat ini tercepat dalam hampir sembilan tahun. Hal ini membuka ruang untuk pengetatan kebijakan The Federal Reserve lebih lanjut.
Indeks saham justru kemudian tertekan oleh dari kenaikan Imbal obligasi AS dan pelemahan saham sektor energi seiring jatuhnya harga minyak dunia.
Gubernur Kaplan juga menyatakan bahwa koreksi saat ini masih “sehat” mengingat sebelumnya telah mengalami valuasi tinggi. Lebih jauh Kaplan mengatakan bahwa dia tidak berpikir akan berdampak pada ekonomi makro.
Sementara itu, bursa saham Eropa berfluktuasi karena pasar di seluruh dunia berusaha melepaskan volatilitas saat ini. Indeks DAX Jerman turun dipicu dari pelemahan data ekonomi produksi industri Jerman yang turun 0.6% dibulan Desember.
Dari Asia dikabarkan bahwa indeks Hang Seng menghapus kenaikan awal dan berada dalam zona merah pada hari Rabu karena bursa saham daratan memperpanjang kerugian setelah aksi jual sesi lalu. Saham-saham bank Cina yang terdaftar di Hong Kong juga berada di wilayah negatif sebelum penutupan, dengan saham China Construction Bank dan Bank of China masing-masing turun 1.92 persen dan 1.37 persen.
Bursa saham Jepang juga jatuh setelah diawal perdagangan sempat naik. Investor berbalik waspada pada sore hari di tengah ditengah kekhawatiran akan peluang pelemahan Wallstreet. Dalam laporan pendapatan, Grup SoftBank Jepang mengumumkan laba operasi kuartal ketiga turun 2.8 persen dibandingkan satu tahun yang lalu.
Kospi anjlok hingga lebih dari 2 persen setelah membalikkan kenaikan diawal perdagangan dipicu dari penurunan saham blue chips teknologi Samsung Electronics yang anjlok 3.42 persen, sehingga menyeret indeks lebih luas. Kerugian juga terlihat di sektor manufaktur, keuangan, energi. Saham Steelmaker Posco ditutup turun 2.67 persen dan Lotte Shopping jatuh 6.07 persen.
Pada perdagangan mata uang, Aussie telah memperpanjang penurunannya sejak 10 Januari, jatuh ke posisi terendah 1 bulan baru selama sesi Amerika dipicu oleh kenaikan dollar AS secara luas karena ekspektasi kenaikan suku bunga AS meningkat paska salah seorang Gubernur Bank Sentral AS, Charles Evan yang dikenal sebagai penentang kenaikan suku bunga berbalik mendukung asal dengan syarat bahwa inflasi sudah meningkat.
Euro berusaha menguat, namun gagal dan membawa pasangan EURUSD turun selama sesi AS menembus di bawah level 1.2300. Ini merupakan level terendah sejak 23 Januari. Pasangan ini berada di bawah tekanan karena koalisi Jerman telah gagal untuk menawarkan dukungan dan pelaku pasar tampak tidak terkesan dengan upgrade perkiraan Komisi Eropa yang memperkirakan pertumbuhan kawasan Eropa 2.3% pada tahun 2018. Sementara Poundsterling dalam perdagangan GBPUSD terpantau mencetak level rendah baru hingga ke level 1.3847 pada hari Rabu namun tetap di atas level terendah sehari.
Dolar AS terpantau mencapai level baru di 109.69, setelah Pemimpin Senat Republik Mitch McConnell mengumumkan kesepakatan bipartisan mengenai pakta anggaran 2 tahun. Kesepakatan tersebut dapat mencegah penghentian pemerintahan hari Jumat dan mencakup $ 300 miliar lebih untuk program domestik dan pertahanan. Yen juga menguat terhadap dolar AS setelah pernyataan Robert Kaplan bahwa pertumbuhan pekerjaan dan upah di AS mungkin tidak mendorong inflasi lebih tinggi.
Harga emas turun mendekati ke level terendah dalam lima minggu karena dolar terus melanjutkan kenaikan. Penguatan Dolar akibat naiknya imbal hasil Obligasi AS menyusul berita bahwa Senat menyetujui sebuah kesepakatan anggaran selama dua tahun kedepan. Harga emas turun sebesar $ 13.30 atau 1.00% menjadi $ 1,316.20 per troy ounce. (Lukman Hqeem)