ESANDAR, Jakarta – Pada perdagangan hari ini dolar AS masih ingin menguat. Berpijak pada sejumlah data ekonomi AS yang akan rilis nanti malam. Pasar juga berharap pernyataan Presiden Donald Trump di hadapan Kongres AS bisa memberikan sentiment positif bagi Dolar AS.
Presiden Trump pekan lalu menyatakan ingin Dolar AS menguat di masa depan. Ia juga menyatakan sejumlah program yang dibutuhkan oleh AS untuk memulihkan ekonominya. Menurutnya, peluang investasi ke AS sangat terbuka bagi segala pihak. Alhasil, iklim persaingan mata uang akhir pekan lalu sangat kental terasa.
Di samping itu, beberapa data ekonomi AS sudah mulai tampak kembali untuk membangkitkan kepercayaan diri bagi dolar AS meskipun di sisi negara maju lainnya juga sedang pulih aktivitas ekonominya.
Agenda pidato Presiden Donald Trump di hadapan sidang tahunan Kongres AS akan dinanti pasar. Dalam pidato tersebut, Trump akan menyampaikan pokok-pokok fokus kerjanya untuk satu tahun ke depan. Pasar bisa melihat dan menganalisa apa yang menjadi prioritas kebijakan Trump untuk satu tahun ke depan, apakah masih kontroversial, ataukah sudah sedikit mereda sifat tersebut. Pasca kunjungannya di Davos dan Inggris, Trump selalu bersikap dan mengucapkan pernyataan yang controversial.
Secara verbal, ia menyerang Uni Eropa dalam masalah perdagangan AS-Eropa, termasuk mengkritik Uni Eropa karena dianggap Brexit. Dengan tetangganya dalam masalah NAFTA, Trump menyerang Kanada dengan ‘curhat’ ke WTO. Tentu saja Trump tetap menyatakan hal kontroversial terkait Korea Utara. Semua itu sangat tidak bersahabat bagi dolar AS, sehingga bila terucap kembali dalam pidatonya, maka ada peluang Dolar AS akan diserang kembali oleh mata uang utama dunia lainnya.
Selain itu investor akan melihat lagi perkembangan kegiatan ekonomi AS yang akan ada data sentimen konsumennya. Kami melihat bahwa sentimen kali ini akan membaik seiring adanya pemotongan pajak, sehingga seperti kita lihat semalam bahwa pendapatan pribadi AS mengalami kenaikan, dan ini akan membuat program fiskal tersebut memberikan efek positif ke benak warga AS, bahwa sisi belanja dan kesempatan bekerja mereka akan lebih besar dan mudah didapat. Rasa optimis inilah yang akan membawa investor luar dan dalam negeri untuk meningkatkan belanja usahanya di AS, sehingga ada peluang untuk penguatan greenback kembali.
Dolar AS menekan hampir semua mata uang dalam perdagangan hari Senin (29/01/2018). Pasangan EURUSD ditutup melemah di level 1,2381, GBPUSD ditutup melemah di level 1,4070, AUDUSD ditutup melemah di level 0,8092 dan USDJPY ditutup menguat di level 108,94.
Secara teknis, Aussie yang sebelumnya terkoreksi, hari ini diperkirakan akan choopy market. Setelah terkoreksi tipis di sesi Senin, ditutup negatif 0,23% di 0.8092. AUDUSD cenderung untuk bergerak sideways hari ini dengan kisaran potensial di antara 0.8060 hingga 0.8116.
Sementara pasangan EURUSD berakhir turun 0,3% di sesi Senin dan hingga Selasa pagi masih di jalur turun menuju target koreksi pertama dari rally sejak pertengahan Desember di 1.2305. Namun sebelumnya, level terendah sesi kemarin di 1.2337 berpotensi menghambat tekanan jual. Di sisi atas, resistance yang cukup tangguh pagi ini terpantau di area 1.2408 yang selama area itu tetap bertahan maka untuk sementara waktu tekanan jual belum dapat diabaikan. Resistance intraday lainnya berada di 1.2429.
Poundsterling terpuruk setelah ditutup negatif di 0,51% di 1.4073. Pergerakan turun GBPUSD masih dapat berlanjut hari ini dengan 1.4005 menjadi incaran hari ini. Potensi penurunan tetap selama GBPUSD, tidak dapat menerjang zona resistance yang pagi ini berada di area 1.4118. Resistance lainnya terlihat di 1.4141.
USDJPY berakhir naik 0,21% pada akhir sesi Senin, memperbesar potensi berlanjutnya rebound tersebut di hari ini dengan target selanjutnya di 109.75. Namun sebelumnya level tertinggi sesi kemarin di 109.18 berpotensi menghambat gelombang rebound tersebut. Di sisi bawah, pagi ini support-support intraday terpantau di 108.87 dan 108.61. (Lukman Hqeem)