Indek Harga Konsumen Naik meski masih dibawah perkiraan.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Masyarakat Amerika Serikat dikenal bergaya hidup konsumerisme. Ini yang menopang sebagian besar perekonomian AS. Jikalau terjadi gangguan dalam rantai konsumsi, akan menggoyangkan ekonomi nasional.

Indikator ekonomi AS terkini menunjukkan kenaikan tajam konsumsi masyarakat AS pada bulan Desember. Kenaikan terjadi disektor barang dan jasa. Sayangnya, kenaikan tersebut harus mengorbankan simpanan. Terhitung angka tabungan menurun ke level terendah 10 tahun. Kondisi ini akan mengganggu daya konsumsi dan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

Departemen Perdagangan mengatakan pada Senin (29/01/2018) angka konsumsi, yang menyumbang lebih dari dua pertiga aktivitas ekonomi AS, meningkat 0,4 persen bulan lalu setelah kenaikan 0,8 persen naik naik di bulan November.

Sebelumnya, dalam sebuah jajak yang dilakukan oleh Reuters diperkirakan bahwa tingkat belanja konsumen akan meningkat 0,4 persen pada Desember setelah kenaikan 0,6 persen yang dilaporkan sebelumnya di bulan November. Bila disesuaikan dengan inflasi, belanja konsumen naik 0,3 persen pada Desember.

Bulan lalu, pengeluaran untuk barang tahan lama, seperti kendaraan bermotor, meningkat 0,7 persen. Pengeluaran untuk jasa layanan naik 0,5 persen, mencerminkan meningkatnya permintaan barang kebutuhan sehari-hari (utilitas).

Kenaikan konsumsi ini tak ayal menyumbang laju inflasi. Angka Inflasi bulanan meningkat di bulan Desember. Kenaikan inflasi sebagai hal yang disukai Federal Reserve, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) tidak termasuk makanan dan energi, naik 0,2 persen pada Desember setelah naik 0,1 persen pada November. Inti PCE naik 1,5 persen secara tahunan, dibulan Desember setelah kenaikan serupa di bulan November. The Fed sendiri mentargetkan PCE inti sebesar 2% sejak pertengahan 2012. (Lukman Hqeem)