ESANDAR, Jakarta – Dolar AS berusaha bangkit dengan berakhirnya penghentian layanan pemerintah AS, Government Shutdown.
Pada perdagangan sebelumnya, Dolar AS tertekan dengan isu Government Shutdown. Tak heran baik Euro dan Poundsterling menguat di level 1,2260, dan di level 1,3983, pun juga pasangan AUDUSD ditutup menguat di level 0,8015 dan sementara USDJPY ditutup menguat di level 110,90.
Meski sebelumnya Dolar AS mendapat dorongan dari data Beige Book dan beberapa data ekonomi AS yang bagus. Namun data-data ini seakan luluh lantak bersama dengan tutupnya pemerintahan AS untuk sementara waktu dan mengulangi sejarah yang sama di 2013 lampau. Saat itu tidak berdampak besar bagi pasar, namun kini mempunyai efek yang bisa lebih besar daripada 2013, bila berlangsung lama. Penghentian layanan pemerintah ini sudah pernah terjadi 18 kali sejak 1976.
Dengan tercapainya kesepakatan antar pemerintah dan Senat, mata uang AS ini akan menghitung ulang posisinya dengan mata uang utama dunia lainnya.
Segala bentuk data-data ekonomi AS yang akan muncul atau di rilis, tentu akan kembali dilihat oleh investor dunia, karena dampak yang akan terjadi dari shutdown tersebut tentu tidak jadi melumpuhkan sendi-sendi ekonomi AS itu sendiri di masa yang akan datang. Bayangan terhadap kinerja ekonomi AS di masa depan kembali terang-benderang sehingga investor tentu menghindari jalan aman karena masalah di AS ini akan berakhir di saat makan siang waktu AS.
Agenda ekonomi kali ini akan melihat bagaimana keputusan moneter dari BoJ terkait rencana mengurangi paket stimulus ¥80 triliun. Beberapa pihak khususnya menginginkan Kuroda menunda pengurangan paket stimulus tersebut hingga inflasi tercapai sebesar 2%.
Bila BoJ mulai mengurangi paket bantuan ekonomi tersebut sekarang, yen bisa menguat. Bagi BoJ hal ini tentu membuat mereka harus melakukan intervansi kembali. Penguatan yen, akan memberikan pukulan bagi ekspor Jepang dimana pada akhirnya akan membuat kinerja ekonomi Jepang menurun.
Namun juga perlu dilihat kecenderungan beberapa bank sentral dunia yang sedang mengejar suku bunga yang tertinggal kenaikannya dari The Fed. Normalisasi kebijakan moneter sedang menjadi bahan utama tujuan kerja dari bank-bank sentral tersebut, sehingga kalau kita lihat bahwa dolar AS akan kesulitan untuk menguat lagi. Sedang emas tentu akan terbatas kenaikannya juga karena investor akan melihat portfolio yang ringan biaya simpannya dan menghasilkan capital gain yang lebih besar di kala ada kenaikan suku bunga.
World Economic Forum di Davos akan mulai hari ini hingga akhir pekan, diharapkan bahwa Presiden Donald Trump bisa hadir karena investor memang menunggu kehadiran presiden kontroversial tersebut. Harapannya juga bahwa kegaduhan seperti NAFTA dan TPP bisa diselesaikan dengan cepat sehingga pasar berjalan dengan normal.
Secara teknis, pada perdagangan EURUSD, masih akan bergerak dalam kisaran pendek 1.2165 – 1.2323. Pasangan GBPUSD berpeluang melanjutkan kenaikan dengan target selanjutnya di 1.4000. Resistance selanjutnya di 1.4050 dan 1.4078. Potensi naik akan terjaga selama support di 1.3965 dan 1.3920 tetap bertahan. Aussie dalam perdagangan AUDUSD berpotensi untuk melanjutkan pergerakan di kisaran 0.7977 hingga 0.8037. Aussie juga berpeluang hingga ke 0.7977 – 0.8020. Untuk perdagangan USDJPY berpotensi untuk melanjutkan pergerakan sideways jangka pendek di kisaran 110.17 hingga 111.46. Terlebih apabila Bank of Japan memberikan kejutan, pola dan kisaran sideways di jangka intraday akan berubah. (Lukman Hqeem)