ESANDAR, Jakarta – Pada perdagangan akhir minggu ini sepertinya dolar AS ingin meraih kembali sisi penguatannya. Dolar AS berharap data-data ekonomi AS seperti inflasi dan penjualan ecerannya bisa membaik.
Dolar AS mengalami tekanan pada perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan EURUSD ditutup menguat di level 1,2031, GBPUSD ditutup menguat di level 1,3534, AUDUSD ditutup menguat di level 0,7890 dan USDJPY ditutup melemah di level 111,25.
Penguatan Yen dan Euro dipicu keputusan bank Sentral mereka. Bank of Japan memutuskan untuk melakukan pengurangan pembelian kembali aset-aset jangka. Sementara ECB mengisyaratkan akan mengakhiri paket stimulusnya. Disisi lain beberapa data ekonomi AS kurang mengesankan pelaku pasar, alhasil membuat dolar AS terpuruk seakan tiada hentinya kembali sejak awal tahun ini.
Mulai dikuranginya paket-paket bantuan ekonomi seperti yang dilakukan bank-bank sentral dari Jepang, Uni Eropa dan Inggris, memberi kesan ke investor bahwa kondisi ekonomi negara-negara tersebut di mulai menunjukkan kebangkitannya. Banyak investor berpikir untuk mulai menyebar investasinya.
Percepatan kinerja ekonomi di luar AS memang cukup mengejutkan banyak pihak dan tentu hal ini merupakan upaya pencegahan dolar AS untuk menguat lebih besar dimana pihak The Fed sendiri sepertinya masih enggan membuat keputusan darurat dan lebih senang dengan nilai dolar AS yang melemah sehingga neracanya membaik, seperti yang diungkap dini hari tadi bahwa anggaran pemerintah AS defisitnya berkurang banyak.
Sebetulnya keyakinan dolar AS masih bisa melawan atau menguat kembali datang dari sentimen positif investor melihat sisi pemotongan pajak yang baru yang bisa menaikkan inflasi AS di tahun ini dengan cepat setelah pekerja mendapatkan kenaikan upah dan tambahan bonus sebagai dampak langsung reformasi fiskal tersebut. Inflasi yang selalu dikeluhkan pejabat The Fed mungkin akan segera mendekati angka 2% sesuai targetnya, dimana akhir pekan ini akan dirilis dengan perkiraan akan membaik.
Inflasi konsumen sepertinya tidak bisa diharapkan terlalu besar untuk membantu dolar AS setelah semalam inflasi produsennya mengalami kondisi deflasi atau penurunan di bawah angka 0%. Harapan penguatan dolar AS ada pada data penjualan ecerannya yang sepertinya bisa mengalami penguatan di saat AS sedang dalam masa libur akhir tahun. (Lukman Hqeem)