ESANDAR, Jakarta – Pada perdagangan Jumat (05/01/2018), dolar AS kemungkinan naik dengan berharap kepada membaiknya data nonfarm payroll nanti malam.
Sebelumnya, data ADP yang dirilis kemarin memberikan angka kenaikan pekerjaan disektor swasta AS bulan Desember. Ini mengindikasikan kemungkinan membaiknya data Nonfarm Payroll yang akan dirilis hari ini. Membaiknya lapangan kerja akan memberikan kekuatan bagi Dolar AS. Tentu saja ini semakin mempertebal keyakinan bahwa suku bunga The Fed akan dinaikkan .
Seperti kita ketahui bahwa pasar di perdagangan kemarin, Dolar AS mengalami tekanan dari sejumlah mata uang lainnya. Pasangan EURUSD ditutup menguat di level 1,12066, GBPUSD ditutup menguat di level 1,3551, AUDUSD ditutup menguat di level 0,7864 dan USDJPY ditutup menguat di level 112,72.
Dalam risalah pertemuan FOMC yang dipaparkan sebelumnya, The Fed secara nyata mengisyaratkan bahwa suku bunganya tetap akan naik minimal 3 kali di tahun ini. Kenaikan ini dengan prasyarat tingkat pengangguran AS bisa di bawah 4% pada 2018 – 2019, sedang inflasi kemungkinan masih bisa naik namun tetap di bawah target 2%.
Masalah program fiskal Trump berupa pemotongan pajak usaha AS memang akan menaikkan inflasi, namun tidak akan drastis kenaikannya karena The Fed melihat dan membaca pemotongan pajak tersebut akan membuat perusahaan-perusahaan AS mengalami kelebihan dana tunai, tetapi penggunaannya akan banyak mengarah untuk akuisisi atau merger dan pembelian kembali sahamnya alias buyback. Dengan begitu harapan kelebihan dana untuk belanja investasi yang bisa meningkatkan inflasi, kemungkinan tidak akan terjadi.
Inilah yang masih membuat ragu investor untuk mengoleksi dolar AS lebih lanjut, ditambah pula bahwa kesadaran The Fed untuk tidak agresif menaikkan suku bunga, tentu bisa dibaca bahwa usaha kenaikan dolar AS secara agresif kemungkinan besar tidak akan terjadi dalam satu kuartal ini.
Data tenaga kerja AS akan rilis nanti malam. Data yang di rilis merupakan kegiatan tenaga kerja AS di akhir tahun lalu sehingga kita bisa melihat bagaimana kegiatan tenaga kerjanya ketika memasuki musim liburan akhir tahun, dan biasanya merupakan pertanda baik atau tidaknya kinerja ekonomi AS di kuartal pertamanya.
Data ADP payroll semalam dinyatakan membaik dan biasanya data nonfarm payroll atau NFP akan mengikutinya. Bila NFP atau tambahan tenaga kerja yang baru di atas angka 220 ribu orang, maka kesempatan dolar AS untuk menguat memang masih ada. Namun melihat beberapa klaim pengangguran mingguannya, perkiraan kami bahwa NFP akan berkisar di bawah 200 ribu orang, sehingga ada peluang bahwa dolar AS tidak akan menguat tajam.
Tingkat pengangguran mungkin masih di area yang sama seperti periode sebelumnya, namun yang perlu dicermati adalah data rata-rata pendapatan per jam atau average hourly earnings, apakah bisa di atas angka 0,3% atau tidak. Bila di atas angka tersebut, maka artinya inflasi bisa merangkak naik, dan artinya juga dolar AS masih dapat menguat lagi.
Pada perdagangan akhir pekan ini, pasangan AUDUSD masih berpeluang menanjak ke 0.7865. Zona resistance jangka menengah di 0.7884/95 tetap menjadi incaran para bulls dan jika ditembus AUD/USD berpeluang untuk naik lagi ke 0.7932. Support-support intraday pada Jumat pagi terlihat di 0.7840 dan 0.7805.
Sementara pasangan GBPUSD yang tidak sekuat EURUSD akan cenderung untuk bergerak bolak-balik saja. Pergerakan naik kemarin masih mungkin berlanjut jika level 1.3555 tidak kunjung ditembus, pair ini akan bergerak turun sebelum data penting AS dirilis. Sebaliknya jika zona resistance pertama itu berhasil diatasi, GBPUSD akan bergerak naik menuju 1.3585 dan 1.3613. Pagi ini support-support intraday terlihat di 1.3533 dan zona 1.3505.
Disisi lain, pasangan USDJPY masih condong naik sejak Rabu. Meski kenaikan ini pada kerangka waktu yang lebih besar tetap belum meyakinkan. Kenaikan USDJPY ke 112.85 terbentur level retracement di 112.83. Target kenaikan selanjutnya di 113.02 – 113.24. Level support terlihat di 112.62 – 112.38. (Lukman Hqeem)