ESANDAR, Jakarta – Harga emas berakhir melemah tipis meski rudal Korea Utara telah diluncurkan pada perdagangan Selasa (28/11/2017). Upaya aksi lindung nilai pada perdagangan kemarin terkalahkan oleh sentimen fundamental AS.
Akibatnya harga emas menjauh kembali dari level psikologisnya di $1300 per troy ons. Nuansa safe haven memang muncul pada perdagangan kemarin. Harga emas sempat naik ke $1.297. Sayangnya, kenaikan ini tidak bisa dipertahankan, harga emas jatuh hingga ke $1.291 sebelum akhirnya ditutup diharga $1.293,50 per troy ons.
Diawal sesi perdagangan Asia, tersiar kabar bahwa Jepang menangkap sinyal radio yang mengisyaratkan akan dilakukannya uji rudal oleh Korea Utara. Siangnya, sebuah Rudal diluncurkan dari utara Pyongyang dan jatuh di Laut Jepang. Setelah sepi dari aksi yang memanaskan selama dua bulan terakhir, kondisi geopolitik semenanjung Korea ini menghangat kembali. Minggu lalu bahkan ada pembelotan tentara Korea Utara ke Korea Selatan.
Menghangatnya kembali semenanjung ini, seperti sebelum-sebelumnya, juga mendorong aksi safe haven investor. Sebagian pelaku pasar melakukan aksi beli atas Emas. Namun penguatan emas tidak berlangsung lama karena fundamental AS mempengaruhi sisi beli emas dan membuat emas tak kuasa mengambil aksi jual lagi.
Indikator ekonomi AS terkini menunjukkan data sentimen konsumen AS melonjak menguat diatas perkiraan pengamat dan tercatat tertinggi sejak tahun 2000. Penguatan keyakinan ini didorong oleh pengaruh penjualan selama Thanksgiving yang melonjak tajam terbaik di sepanjang sejarah AS. Ini menandakan kondisi ekonomi AS memang masih bagus dengan harapan bahwa sentimen konsumen atau keyakinan konsumen akan membaik hasilnya yang akan rilis nanti malam sehingga ini merupakan pertanda bahwa ruang pertumbuhan ekonomi AS masih bertahan diatas angka 3%.
Selain itu membaiknya daya beli berarti jumlah uang beredar juga sedang tinggi sehingga untuk membatasi gerak uang yang beredar memang kerja the Fed harus membatasinya dengan cara menaikkan suku bunganya. Sementara reformasi pajak serta masalah pendanaan pemerintah AS deadlock semalam sehingha dikuatirkan berjalannya kepemerintahan AS bisa terhenti atau di-shutdown.
Tekanan terhadap emas berlanjut dengan dukungan dari calon ketua the Fed dalam acara dengar pendapat serta uji petik Jerome Powell di depan Komite Keuangan Senat. Powell menyatakan bahwa dirinya akan mempertahankan kinerja dan cara kerja the Fed yang telah berhasil membuat ekonomi AS membaik. Powell sendiri akan meneruskan kinerja Yellen dan menyatakan bahwa suku bunga the Fed akan kembali normal suku bunganya. Ini berarti cara kerja Powell tidak akan jauh berbeda dengan Yellen sehingga ada usaha bahwa suku bunga the Fed akan naik secara bertahap.
Perlu diwaspadai tren pergerakan mata uang Dolar AS yang kondusif. Meskipun sebagian pihak mengingatkan bahwa greenback seharusnya tidak mengalami penguatan besar terlebih dahulu hingga the Fed menaikkan suku bunga diakhir tahun ini. Harus diakui bahwa lemahnya laju inflasi AS masih menjadi pemberat bagi kenaikan Dolar AS lebih lanjut.
Disisi lain, ada semangat dari Bank of Japan, bahwa bank sentral Jepang tersebut akan menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat ini meskipun inflasinya masih rendah. Berkaca dari BoJ tersebut, pasar akan bergerak juga dalam benaknya bahwa the Fed akan menaikkan suku bunganya meski inflasi masih dibawah target.
Pada perdagangan hari ini, harga emas sepertinya sepertinya masih ingin terobos level psikologisnya di $1.300. Setelah berhasil menembus ke $1.297, harga emas berpeluang menembus kembali dengan mengkonfirmasi kenaikan di level resistensi $1298.25. Dalam jangka menengah dan panjang, harga emas yang bisa mempertahankan diri diatas $1.300, akan berpelung ke area $1.303,36 – $1.305,83.
Jika skenario tersebut gagal, harga emas akan berbalik tertekan dibawah $1291. Kondisi ini rawan terpelanting hingga ke $1.286. Aksi jual akan marak jika harga emas bertahan diarea bawah pada kisaran harga $1.285. Target koreksi sejauh ini hingga ke $1.280. (Lukman Hqeem)