Indeks dollar AS (DXY) dalam perdagangan di hari Senin (11/09/2023) turun -0,51% dan membukukan level terendah dalam empat sesi. Penguatan yen dan yuan menjadi sumber pelemahan dollar AS.
Yen menguat ke level tertinggi dalam satu minggu ini terhadap dolar AS setelah Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda mengatakan bahwa kebijakan suku bunga negatif Jepang dapat berakhir pada akhir tahun ini. Selain itu, yuan Cina juga menguat terhadap dolar AS karena berita pertumbuhan kredit Cina yang lebih baik dari perkiraan dan setelah PBOC mengatakan akan memperbaiki pergerakan sepihak di pasar valuta asing kapan pun diperlukan. Disisi lain, risk appetite menguat pada pasar saham setelah terjadinya reli sehingga membatasi permintaan likuiditas terhadap dollar AS sebagai asset safe haven.
Risk appetite yang terjadi mendorong mata uang beresiko juga mengalami kenaikan. Pasangan EUR/USD naik 0,42%. Pelemahan dolar AS mendukung euro, meski kenaikan ini terbatas karena berita ekonomi Italia yang lebih lemah dari perkiraan dan setelah Komisi Eropa memangkas perkiraan PDB Zona Euro 2023, yang merupakan faktor dovish dalam kebijakan ECB. Pasar mengabaikan peluang sebesar 38% untuk kenaikan suku bunga +25bp pada pertemuan ECB hari Kamis ini.
Komisi Eropa memangkas perkiraan PDB Zona Euro tahun 2023 menjadi +0,8% dari proyeksi sebelumnya sebesar +1,1%. Mereka juga memangkas perkiraan inflasi Zona Euro tahun 2023 menjadi +5,6% dari perkiraan sebelumnya sebesar +5,8%.
Produksi industri Italia bulan Juli turun -0,7% bulan/bulan, lebih lemah dari ekspektasi -0,3% bulan/bulan.
Pasangan USD/JPY turun -0,84%. Yen melonjak ke level tertinggi 1 minggu terhadap dolar karena komentar hawkish dari Gubernur BOJ Ueda, yang mengatakan diakhirinya suku bunga negatif mungkin terjadi pada akhir tahun. Komentar Ueda membuat imbal hasil obligasi JGB 10-tahun melonjak ke level tertinggi 9-1/2 tahun sebesar 0,711%, memperkuat perbedaan suku bunga yen.
Gubernur BOJ Ueda mengatakan kepada surat kabar Yomiuri bahwa BOJ akan memiliki cukup informasi dan data pada akhir tahun untuk menilai apakah upah akan terus meningkat, yang merupakan syarat untuk menyesuaikan stimulus.
Faktor negatif bagi yen adalah berita ekonomi Jepang hari Senin yang menunjukkan pesanan peralatan mesin bulan Agustus turun -17,6% y/y, penurunan pesanan bulan kedelapan berturut-turut.
Pelemahan Dolar AS juga membuat harga komoditas mengalami kenaikan. Harga emas di bursa berjangka untuk kontrak pengiriman bulan Oktober ditutup naik $4,60 atau 0,24%. Selain itu, berkurangnya ekspektasi kenaikan suku bunga oleh ECB pada minggu ini mendukung emas karena pasar hanya memperhitungkan kemungkinan 38% bahwa ECB akan menaikkan suku bunga sebesar 25bp pada hari Kamis ini.
Kenaikan harga emas dan logam lainnya dibatasi oleh faktor-faktor negatif, termasuk revisi turun oleh Komisi Eropa pada hari Senin terhadap perkiraan PDB Zona Euro 2023 menjadi +0,8% dari proyeksi sebelumnya sebesar +1,1%, yang menandakan berkurangnya permintaan logam industri. Selain itu, berlanjutnya likuidasi kepemilikan emas oleh dana bersifat bearish bagi emas setelah kepemilikan emas jangka panjang di ETF turun ke level terendah 3-1/3 tahun pada hari Jumat lalu.