Indek dollar AS (DXY) pada perdagangan di hari Rabu (23/08/2023) turun 0,16%. Dolar melemah dari level tertingginya dalam 2 1/2 bulan dan membukukan penurunan moderat setelah berita ekonomi menunjukkan angka PMI sector manufaktur AS pada bulan Agustus menurut S&P turun lebih dari yang diharapkan. Disisi lain, reli saham yang terjadi pada hari Rabu juga membatasi permintaan likuiditas terhadap Dolar AS sebagai asset safe haven.
Sebagaimana dilaporkan oleh S&P bahwa angka PMI sektor manufaktur AS di bulan Agustus turun -2,0 menjadi 47,0, lebih lemah dari ekspektasi tidak adanya perubahan di 49,0. Sebaliknya, penjualan rumah baru di bulan Juli naik +4,4% bulan/bulan ke level tertinggi 1-1/2 tahun di 714,000, lebih kuat dari ekspektasi +703,000. Hasil yang demikian ini memperkuat spekulasi sebelumnya bahwa The Fed akan menghentikan kampanye kenaikan suku bunganya.
Momentum pelemahan kembali Dolar AS memberikan angina segar bagi pasangan EUR/USD dan Emas. Dalam perdagangan di pasar uang, pasangan EUR/USD naik 0,14% sekaligus pulih dari level terendah 2-1/4 bulan dan naik secara moderat.
Aksi short-covering yang muncul di euro pada hari Rabu setelah dolar kehilangan keuntungan awal dan berbalik melemah. EUR/USD juga mendapat dukungan setelah PMI manufaktur S&P Zona Euro Agustus naik lebih dari perkiraan.
Euro awalnya bergerak lebih rendah setelah angka PMI komposit S&P Zona Euro di bulan Agustus dilaporkan mengalami kontraksi terbesar dalam 2-3/4 tahun. Hal ini menjatuhkan imbal hasil bund Jerman tenor 10-tahun ke level terendah dalam 1-1/2 minggu dan melemahkan mata uang euro.
Berita ekonomi zona euro sendiri memang beragam pengaruhnya bagi EUR/USD. Di sisi bullish, PMI manufaktur S&P Zona Euro bulan Agustus naik +1,0 menjadi 43,7, lebih kuat dari ekspektasi tidak adanya perubahan di 42,7. Sebaliknya, PMI komposit S&P bulan Agustus turun -1,6 menjadi 47,0, lebih lemah dari ekspektasi -0,1 hingga 48,5 dan laju kontraksi paling tajam dalam 2-3/4 tahun. Selain itu, indikator kepercayaan konsumen Zona Euro bulan Agustus secara tak terduga turun -0,9 ke -16,0, lebih lemah dari ekspektasi kenaikan ke -14,5.
Pasangan USD/JPY turun 0,70%, dimana Yen Jepang menguat ke level tertinggi 1-1/2 minggu terhadap dolar. Dukungan penguatan Yen muncul setelah imbal hasil obligasi pemerintah Jepang, JGB tenor 10-tahun naik ke level tertinggi 9-1/2 tahun di 0,680%, memperkuat perbedaan suku bunga yen.
Dukungan bagi penguatan yen meningkat setelah imbal hasil T-note anjlok karena lemahnya berita ekonomi AS. Selain itu, data dan berita ekonomi Jepang pada hari Rabu juga bersifat bullish untuk yen setelah PMI manufaktur Jepang Jibun Bank bulan Agustus naik +0.1 menjadi 49.7.
Sementara dalam perdagangan komoditi, menurunnya Dolar AS menguntungkan emas. Harga emas di bursa berjangka untuk kontrak pengiriman bulan Oktober ditutup naik 21,8 1,14%), dan perak bulan September (SIU23) ditutup naik +0,942 (+4,02%). Harga logam mulia pada hari Rabu menguat tajam, dengan emas naik ke level tertinggi 1-1/2 minggu.
Pelemahan dolar AS menjadi sentiment bullish untuk harga emas. Logam mulia semakin kuat setelah melemahnya berita ekonomi AS dan Zona Euro yang menurunkan imbal hasil obligasi mereka dan memicu spekulasi bahwa The Fed dan ECB mungkin menahan diri dari pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut.