Dalam pernyataan kepada media, Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda pada hari Jumat (16/06/2023) paska pengumuman kebijakan moneternya mengatakan bahwa besarnya inflasi dimana CPI Inti sebesar 3.5% disebabkan oleh faktor eksternal, yang tidak dapat dikendalikan oleh kebijakan moneter Jepang sendiri. Paska pernyataan bernada dovish ini, Yen melemah.
Pasangan USD/JPY memperpanjang sisi atas dan menyegarkan posisi tertinggi multi-bulan di 141,40 atau naik 0,63%. Tampaknya masih ada ruang untuk kenaikan lebih lanjut dalam USD/JPY hingga pertengahan 141,00-an.
Secara teknis, USD/JPY telah menghadapi resistensi sementara di dekat ujung atas saluran multi-bulan di 141,50. Kemunduran awal tidak dikesampingkan, namun 200-DMA dan band atas dari konsolidasi sebelumnya di dekat 138/137,20 diperkirakan akan memberikan support. Mempertahankan ini dapat menyebabkan kelanjutan dalam pergerakan naik. Di luar angka 141,50, rintangan potensial berikutnya berada di 142,50/142,80, retracement 61,8% dari tahun lalu.
Menurut Ueda, guncangan pasokan yang disebabkan oleh virus Corona dan tekanan inflasi global yang kuat telah menyebar ke Jepang.
Ueda sendiri tidak memberikan komentar atas level pergerakan bursa saham. Menurutnya, naiknya harga saham dan aset lainnya dapat berdampak positif pada konsumsi, belanja modal, tetapi ada risiko dampak negatif dari ‘berjalan terlalu jauh’.
Ia menjelaskan bahwa risiko overshoot inflasi yang berlebihan dengan respons kebijakan yang hati-hati ‘tidak nol’, tetapi ada juga risiko undershoot inflasi dengan normalisasi moneter yang tergesa-gesa. Menanggapi undershoot inflasi setelah kenaikan suku bunga prematur lebih sulit daripada menanggapi overshoot.