Keputusan Suku Bunga BoJ Jepang sebagaimana diperkirakan secara luas adalah tidak berubah di (-0,1%) pada Rabu (18/01/2023). Dalam paparan lebih lanjut, Bank of Japan (BOJ) melihat pada perekonomian negeri matahari terbit di kwartal pertama tahun ini dapayt pulih seiring dengan meredanya dampak pandemic virus Corona dan kendala pasokan.
Pada pertemuan kebijakan moneter pertama tahun ini, anggota dewan BoJ memutuskan selain tidak mengubah pengaturan kebijakan moneter mereka pada bulan Desember, mempertahankan suku bunga pada -10bps dan target imbal hasil JGB 10 tahun tidak berubah pada 0,00%. Putusan BoJ dengan membiarkan kebijakan YCC tidak berubah, mendorong Yen melemah kembali. Dalam perdagangan USD/JPY, paska pernyataan ini diperdagangkan dengan melonjak dari 128.35 ke posisi tertinggi intraday di 130.80 saat penulisan ini, pada 10:00 WIB.
BoJ juga menyoroti pertumbuhan inflasi yang diyakini akan menyempit menjelang pertengahan tahun fiskal berikutnya. Menurut mereka, harga menyimpang ke atas pada tahun fiskal 2024 dengan situasi ekonomi Jepang yang masih memiliki ketidak pastian tinggi.
Kebijakan moneter selanjutnya, BoJ akan mencermati efek keuangan, pergerakan pasar mata uang pada ekonomi dan inflasi harga Jepang. Prospek harga condong ke atas sehingga inflasi diyakini masih akan meningkat.
Lebih lanjut, BoJ akan durasi setiap pinjaman untuk operasi penyediaan dana terhadap agunan dengan mempertimbangkan kondisi di pasar, durasi tidak boleh melebihi 10 tahun. Mereka juga akan melakukan perubahan pada aturan penyelenggaraan kegiatan penyediaan dana terhadap agunan berlaku efektif pada hari yang ditetapkan oleh gubernur Bank Sentral.
Bank Sentral akan menentukan suku bunga dari setiap pinjaman untuk mendorong pembentukan kurva imbal hasil yang konsisten dengan pedoman operasi pasar. Laju kenaikan harga secara berkelanjutan kemungkinan akan kenaikan upah pula, jelas mereka.
Sebelumnya, diyakini bahwa Bank of Japan (BoJ) memang akan tetap berpegang teguh pada keputusan kebijakan moneternya hari ini setelah mengumumkan pelebaran pita kejutan pada bulan Desember. Yield obligasi JGB tenor 10 tahun yang menjadi acuan telah diperdagangkan di atas 0,50% selama beberapa hari terakhir. Ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pelebaran lain dari pita yield atau bahkan mengabaikan kebijakan kontrol kurva imbal hasil (YCC) dalam waktu dekat.
Terlihat bahwa perekonomian Jepang sendiri belum siap untuk pengurangan stimulus sebagaimana yang siap dilakukan oleh BoJ. Data pesanan mesin inti hari ini mencatat penurunan sebesar 8,3% MoM di bulan November (vs 5,4% di bulan Oktober dan -1,0% konsensus pasar) dan data aktivitas terbaru lainnya telah juga lemah.
Oleh sebab itu, pandangan bahwa PDB Jepang pada tahun fiscal 2022-2023 akan diperkirakan oleh BoJ masih akan melemah. Angka CPI, diyakini akan diperbaharui BoJ dengan naik sedikit, tetapi selanjutnya tetap di bawah 2,0% tahun. Alasan lain bagi BoJ untuk membiarkan kebijakan sendirian hari ini adalah bahwa penyesuaian kisaran lain mungkin hanya akan meningkatkan ekspektasi pasar untuk pengetatan kebijakan yang lebih besar lagi setelah itu, dan ini bukanlah yang ingin dilihat oleh BoJ.