Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Data PPI AS turun lebih dari yang diharapkan pada bulan Desember. Saat konsumen akhir menghela nafas lega, ada lebih banyak kabar baik yang datang dari data dalam bentuk revisi angka November yang mengoreksi kenaikan harga bulanan yang seharusnya sebesar 0,3% menjadi 0,2%.

Hal ini, sejalan denga napa yang telah menjadi garis panjang dari angka inflasi yang lebih rendah terutama IHK, pasti akan diperdebatkan pada pertemuan FOMC Fed berikutnya di bulan Februari. Namun demikian, tetapi masih harus dilihat apakah harga umum cenderung cukup rendah untuk memenuhi standar tinggi. Sebagai apa yang disebut para eksekutif Fed yakni tentang “bukti kuat” yang dianggap tepat oleh mereka sebelum mengubah jalur kebijakan moneternya.

Sementara angka penjualan ritel AS juga dilaporkan mengecewakan, ditengah situasi perdagangan yang menantang di tahun 2023 ini. Pada awal musim pendapatan untuk Q4, sejumlah bank-bank besar AS telah meningkatkan cadangan kas untuk mengantisipasi peningkatan kerugian kredit akibat lingkungan ekonomi yang menantang. Tampaknya bulan Desember merupakan tantangan bagi konsumen, mengakibatkan penjualan ritel turun 1,1% dari bulan ke bulan, lebih dari proyeksi penurunan 0,8%.

Penurunan tersebut dipimpin oleh penurunan besar dari penjualan bensin di SPBU, dealer kendaraan bermotor dan suku cadang, serta pengecer nontoko. Harga gas telah menurun selama berbulan-bulan sekarang, berkontribusi pada penurunan harga yang diamati secara lebih umum yang telah terlihat melalui data CPI yang menggembirakan.

Paska serangkain data ini, Dolar AS merosot lebih rendah karena imbal hasil Treasury AS 10 tahun terus mengalami aksi jual. Dolar yang lebih rendah telah konsisten dengan berita yang menggembirakan di depan inflasi karena menyarankan Fed akan dipaksa untuk meninggalkan jalur kenaikan suku bunga yang agresif saat ini.

Bursa saham S&P500 awalnya turun saat rilis berita tetapi telah berubah lebih tinggi. Di satu sisi, inflasi yang lebih rendah mengangkat ekuitas karena kondisi ekonomi yang berpotensi lebih longgar menciptakan lingkungan perdagangan yang lebih kondusif bagi perusahaan. Di sisi lain, data penjualan ritel yang suram menunjukkan bahwa konsumen merasakan kesulitan bahkan sepanjang tahun identik dengan pengeluaran.