Aktivitas pabrik Korea Selatan menyusut selama enam bulan berturut-turut pada bulan Desember, demikian hasil sebuah survei bisnis yang dipaparkan pada hari Senin (02/01/2023). Terjadi penurunan ekonomi secara global dan pemogokan pengemudi truk di Korea Selatan, sehingga menyebabkan kemerosotan permintaan ke posisi terburuk dalam 2,5 tahun terakhir.
S&P Global menyatakan bahwa Indeks manajer pembelian (PMI) untuk pabrikan Korea Selatan turun menjadi 48,2 penyesuaian musiman bulan lalu dari 49,0 pada November. Hasil ini turun lagi setelah dua bulan sedikit perbaikan dari level terendah lebih dari dua tahun di 47,3 yang dicapai pada bulan September, tetapi tetap di bawah angka 50 yang memisahkan ekspansi dari kontraksi selama enam bulan berturut-turut.
Sub-indeks menunjukkan output menyusut selama delapan bulan berturut-turut, pesanan baru turun selama enam bulan, dan pesanan ekspor baru menyusut selama 10 bulan.
Secara khusus, pesanan baru turun dengan laju tercepat sejak Juni 2020, baik untuk keseluruhan pesanan maupun ekspor, sementara pembelian input dan tunggakan pekerjaan juga menurun dengan laju tercepat dalam waktu sekitar 2,5 tahun.
Sementara itu, waktu pengiriman pemasok adalah yang terburuk sejak Juni, karena pengemudi truk Korea Selatan melakukan pemogokan untuk kedua kalinya pada tahun 2022.
Data PMI Desember memberikan bukti lebih lanjut bahwa perusahaan manufaktur Korea Selatan terus berjuang menghadapi penurunan ekonomi global saat ini. Tingkat permintaan klien yang rendah, baik dalam skala domestik maupun internasional, merupakan pusat dari penurunan terbaru.
Di sisi inflasi, harga input naik pada laju paling lambat sejak Januari 2021, sementara laju kenaikan harga output turun secara signifikan ke level terlemah dalam kenaikan beruntun 27 bulan mereka. Manufaktur hampir tidak optimis tentang output masa depan selama tahun mendatang, dengan tingkat optimisme tepat di atas ambang batas netral dan terendah sejak Juli 2020.