Perdagangan diawal minggu ini, Senin (12/09/2022) adalah hari yang buruk bagi greenback yang jatuh ke level terburuk dalam lebih dari dua minggu terhadap sekeranjang mata uang. Indek dolar AS (DXY), melemah meskipun ada antisipasi kuat bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan 20-21 September nanti.
Di hari Rabu sebelumnya, sejumlah sentimen telah mengirim indek ke puncak dua dekade di 110,79, tetapi kemudian jatuh ke titik terendah sejak 26 Agustus di 107,81 menjelang laporan Indek Harga Konsumen AS pada Selasa besok. IHK utama diperkirakan turun menjadi 8% secara tahun ke tahun di bulan Agustus, angka inti, yang mengecualikan harga makanan dan energi, diperkirakan akan naik.
Pemicu jatuhnya Dolar AS adalah kenaikan euro ke level tertinggi selama lebih dari tiga minggu terhadap dolar. Dorongan kenaikan didapatkan setelah pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) menyerukan pengetatan moneter tambahan yang agresif. Juga, ada beberapa berita bahwa pasukan Ukraina telah membuat kemajuan signifikan dalam mendorong mundur pasukan Rusia dan itu juga telah mendukung nada yang lebih baik di pasar Eropa. Euro naik sekitar 1,5% menjadi 1,0198, tertinggi sejak Agustus. 17, dan naik dari posisi terendah 20 tahun di 0,9862 yang dicetak minggu lalu.
Pada perdagangan mata uang lainnya, pasangan AUD/USD memulai minggu ini dalam penawaran beli yang lebih baik dan berakhir naik sekitar 0,61% setelah sempat turun dari tertinggi yang dicetak pada awal perdagangan di dekat angka 0,69. AUD/USD kemudian melakukan reli dari 0,6824 dan tetap di wilayah bullish seiring dengan melemahnya greenback.
Adapun yen, greenback naik sedikit terhadap mata uang Jepang dimana pasangan USD/JPY bertemu 143,50, tetapi dari tertinggi 24 tahun di 144,99 yang dicapai minggu lalu. Pedagang sedang mencari pejabat Jepang yang mengisyaratkan intervensi untuk menghentikan pelemahan mata uang lebih lanjut. Pada akhir pekan, seorang pejabat senior pemerintah mengatakan dalam sebuah wawancara televisi lokal bahwa pemerintah harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melawan penurunan yen yang berlebihan. Namun, sikap ultra-akomodatif Bank of Japan diperkirakan akan tetap tidak berubah pada pertemuan yang dijadwalkan berikutnya pada 21-22 September.
Loonie sendiri naik menjadi 1,2963 dari 1,3045 dan tanpa data Kanada yang dijadwalkan untuk dirilis pada hari Senin. Fokus pasar tetap pada keputusan Bank of Canada atas kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin. BoC mengatakan pengetatan lebih mungkin diperlukan untuk menurunkan inflasi. Rapat Dewan Komisaris berikutnya dijadwalkan pada 26 Oktober.
Adapun Poundsterling Inggris tetap naik ke 1,1710 dari 1,1600. Data ekonomi Inggris menunjukkan bahwa angka Produksi industri Inggris turun sedikit pada Juli setelah penurunan Juni yang lebih besar, meskipun output manufaktur sedikit rebound setelah penurunan Juni, data yang dirilis Senin sebelumnya menunjukkan.
Ke depan, data ketenagakerjaan Inggris dijadwalkan akan dirilis pada hari Selasa diikuti oleh data inflasi pada hari Rabu dan penjualan ritel pada hari Jumat. Mereka yang menunggu pertemuan kebijakan moneter Bank of England sekarang perlu menunggu hingga 22 September, karena masa berkabung 10 hari setelah meninggalnya Ratu Elizabeth II.
Pelemahan Dolar AS memberikan kesempatan bagi pelaku pasar di bursa saham untuk melakukan aksi risk appetite. Terlihat bahwa Indek bursa saham AS membukukan kenaikan untuk empat hari berturut-turut.
Sementara dalam perdagangan komoditi, harga emas juga melakukan reli, dimana dorongan kenaikan harga mendorong naik 0,75% setelah melakukan perjalanan dari posisi terendah $1.712,04 ke tertinggi $1.735,18.