Harga emas tertekan dengan penguatan Dolar AS dan Imbal Obligasi AS

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Harga emas melakukan reli pada perdagangan di awal minggu, Senin (12/09/2022) dengan berakhir naik 0,75% setelah melakukan perjalanan dari posisi terendah di $1.712,04 ke posisi tertinggi $1.735,18, menembus Fibonacci 61,8% dari impuls penurunan harian. Dorongan kenaikan didapatkan dari melemahnya Dolar AS secara luas. Pasar komoditi memulihkan beberapa kerugian yang sebelumnya terjadi dan tidak terkecuali pada emas, meskipun ada ekspektasi kenaikan suku bunga Fed secara agresif di minggu depan.

Pelemahan Dolar AS ini telah meningkatkan selera investor. Bursa saham AS naik bersama dengan kenaikan harga emas dan minyak mentah berjangka di tengah hari pada perdagangan hari Senin, sementara imbal hasil obligasi pemerintah juga turun bersama indek dolar. Yield obligasi AS tenor 10-tahun tergelincir 3,262% dari 3,346% sementara indek dolar AS melemah 0,8% ke 107,81.

Dengan tidak adanya data yang dirilis di hari Senin, focus pasar adalah pada Indek Harga Konsumen (IHK) AS yang akan dirilis pada hari Selasa untuk bulan Agustus. Harga inti kemungkinan tetap kuat di bulan Agustus, dengan kenaikan 0,3% dari bulan ke bulan. Harga inti dari bulan ke bulan tumbuh 8,0% dan dari tahun ke tahun hanya tumbuh 6,0%. Angka ini sedikit melambat dari kecepatan 8,5% di bulan Juli.

Pasar masih mencari bukti lebih lanjut bahwa inflasi telah mencapai puncaknya di AS dan data akan menjadi penting untuk arah imbal hasil, emas, dan greenback. Namun, pejabat Federal Reserve mengatakan pekan lalu bahwa lebih dari beberapa bulan pembacaan yang lebih rendah secara konsisten akan diperlukan untuk memastikan bahwa kenaikan harga telah melambat secara andal.

Pejabat Fed berada dalam apa yang disebut periode tenang hingga 20-21 September saat dilakukan pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC). Sebanyak 90% keyakinan pasar adalah Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin.

Ada harapan bahwa suku bunga dapat mendekati harga yang wajar untuk dana Fed, meski harga Emas masih tidak konsisten dengan kinerja historisnya ketika siklus kenaikan memasuki rezim suku bunga yang membatasi. Dengan kinerja yang kurang baik ini, harga emas cenderung bekerja secara sistematis ketika pasar mengharapkan tingkat riil dari suku bunga dana Fed naik di atas tingkat netral. Ada keyakinan terjadi arus keluar yang berkelanjutan dari manajer investasi dan pemilik ETF sehingga akan membebani harga. Pada akhirnya hal ini akan meningkatkan tekanan pada emas.

Prospek mingguan tetap bullish karena harga memulai pengujian level Fibonacci 38,2% dengan potensi beberapa bahan bakar tersisa di tangki. Ada prospek koreksi lebih dalam menuju $1.750 atau bahkan setinggi rasio mingguan 61,8% di dekat $1.763. Namun, tanda-tanda perlambatan pada pertemuan area Fibonacci saat ini dapat menyebabkan pergerakan lebih rendah dan dalam hal apa pun, bear akan tertarik untuk menguji level terendah di $1.676.