Dolar sedikit berubah setelah Euro secara singkat meluncur ke level terendah baru dua dekade pada hari Kamis (07/07/2022), dan poundsterling bertahan dengan keuntungannya setelah PM. Boris Johnson menyatakan mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri Inggris. Para pelaku pasar nampak lebih fokus dan menunggu data non farm payroll (NFP) AS yang akan dirilis pada hari Jumat.
Selain itu, perhatian juga ditujukan pada angka indek harga konsumen yang akan dirilis pada minggu depan, yang seharusnya menandakan laju inflasi dan apakah Federal Reserve terus agresif menaikkan suku bunga ketika pembuat kebijakan bertemu berikutnya pada 26-27 Juli.
Jika angka non-farm payrolls sangat kuat, dibarengi dengan perubahan cepat dalam tingkat upah meningkat, akan membuat The Fed lebih nyaman dalam menaikkan suku bunga secara agresif kembali. Tentu saja hal ini akan membuat dolar AS bisa lebih unggul dibandingkan dengan mata uang lainnya.
Bank Sentral AS akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin akhir bulan ini dan kemungkinan besar akan memberikan kenaikan 50 basis poin pada pertemuan kebijakan berikutnya pada bulan September, Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan pada hari Kamis.
Indeks dolar (DXY), naik 0,065% menjadi 107,11 setelah memuncak pada 107,27 pada hari Rabu, level yang tidak terlihat sejak akhir 2002. Euro turun 0,26% menjadi $1,0157 setelah menetapkan terendah baru dua dekade di 1,01445 pada hari Kamis.
Investor bergulat dengan risiko resesi dan apakah kenaikan suku bunga akan dihentikan karena permintaan global berkurang. Fed Atlanta memperkirakan pertumbuhan PDB yang disesuaikan secara musiman pada basis tahunan pada kuartal kedua adalah -2,1%.
Volatilitas tersirat tetap mendekati level tertinggi sejak akhir Maret 2020 di 11,2%, mencerminkan pasar yang gelisah karena investor merenungkan keseimbangan antara euro dan dolar. Paritas Euro dengan Dolar AS terlihat dalam jangkauan. Jika Eropa dan AS tergelincir ke dalam resesi di Triwulan ke-3 sementara The Fed masih menaikkan suku bunga, level saat ini di 0,95-0,97 dalam EUR/USD) bisa jadi tercapai.
Mata uang terkait komoditas menguat karena harga tembaga naik. Beberapa investor kembali ke pasar pada hari Kamis setelah meningkatnya kekhawatiran resesi mengirim logam merah ke level terendah dalam hampir 20 bulan. Dolar Australia naik 0,86% menjadi 0,6839 terhadap greenback setelah baru-baru ini tergelincir ke level terendah sejak Juni 2020 di 0,6762. Dolar turun 0,43% menjadi 1,2980 versus dolar Kanada.
Franc Swiss dalam perdagangan USD/CHF turun dari level tertinggi tujuh tahun, dengan dolar naik 0,38% pada 0,9743. Sementara Poundsterling naik setelah Johnson mengatakan dia akan mengundurkan diri. Itu terakhir di $1,2012, naik 0,69% hari ini. Poundsterling sebagian besar bergerak di tengah kekhawatiran ekonomi yang lebih luas tentang resesi global, daripada gejolak politik Inggris.