Dolar AS menguat oleh dukungan risalah FOMC yang bernada hawkish. (Lukman Hqeem/ Foto Istimewa).

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Yen naik ke level tertinggi dalam delapan minggu terhadap dolar AS pada hari Kamis setelah anggota dewan kebijakan Bank of Japan menganjurkan kenaikan suku bunga yang berkelanjutan. Dolar bertahan di dekat level terendah sejak awal minggu lalu terhadap sekeranjang mata uang lain yang mencakup yen, dimana investor mulai mempertimbangkan prospek bahwa perang dagang global dapat dihindari.

Poundsterling sendiri harus mundur dari level tertinggi satu bulan dengan Bank of England secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga seperempat poin di kemudian hari. Sementara Dolar Australia melemah setelah data menunjukkan neraca perdagangan negara itu memburuk tajam.

Yen menguat hingga 151,81 per dollar, ini adalah level terkuat sejak 12 Desember. Tercapai setelah Naoki Tamura dari BOJ mengatakan bank sentral harus menaikkan suku bunga setidaknya 1% atau lebih pada paruh kedua tahun fiskal 2025 dengan risiko kenaikan harga.

Mata uang Jepang diperdagangkan pada 152,45 per dolar pada pukul 13.16 WIB, naik 0,1% pada hari sebelumnya, setelah memangkas sebagian kenaikan awalnya setelah Tamura mengklarifikasi bahwa ia tidak bermaksud bahwa suku bunga netral harus 1%.

Tamura memang dikenal agresif, meskipun komentarnya awalnya adalah mendorong yen untuk menguat. Pada saat yang sama, terlihat bahwa faktor utama yang membuat yen menguat adalah geopolitik. Masih banyak lagi hal yang akan datang dari Donald Trump yang membuat pasar gelisah.

Pasar saat ini, terlihat peluang sekitar 98% bagi kenaikan suku bunga BOJ sebesar seperempat poin pada bulan September.

Sementara itu, pemotongan suku bunga Fed sebesar seperempat poin sudah diperhitungkan sepenuhnya untuk bulan Juli, dimana pasar mengharapkan total pengurangan sebesar 45,3 basis poin pada pertemuan Desember, menurut data LSEG.

Data ekonomi nonfarm payroll yang akan dirilis pada hari Jumat besok akan menjadi perhatian utama pasar.

Indek dollar AS (DXY) berada di angka 107,74, tidak jauh dari level terendahnya semalam di angka 107,29. Indeks tersebut telah melonjak ke level tertinggi tiga minggu di angka 109,88 pada awal minggu karena Trump tampak siap untuk mengenakan tarif impor 25% pada Meksiko dan Kanada, tetapi negara-negara tersebut memperoleh penangguhan pada menit-menit terakhir selama satu bulan – meskipun Washington mengenakan tarif 10% pada Tiongkok.

Yuan lepas pantai stabil di angka 7,2865 per dolar, didukung oleh penetapan resmi terkuat selama tiga bulan oleh Bank Rakyat Tiongkok.

Tampaknya pasar mulai melupakan ancaman tarif terhadap Meksiko dan Kanada dan memperlakukan tarif Tiongkok seperti biasa.

Ada harapan pada dua pemotongan suku bunga AS, yang bisa diantisipasi pada akhir tahun. Namun demikian dengan berkurangnya kemungkinan tarif berkontribusi terhadap inflasi, tampaknya ada fleksibilitas yang lebih besar bagi Federal Reserve.

Euro turun tipis 0,1% menjadi $1,0388. Poundsterling melemah 0,2% menjadi $1,2483, setelah naik setinggi $1,2550 pada sesi sebelumnya untuk pertama kalinya sejak 7 Januari. Peluang pasar untuk penurunan suku bunga BoE yang akan segera terjadi berada di sekitar 92%.  Dolar Australia melemah 0,2% menjadi $0,6270.