ESANDAR, Jakarta – Pemerintah Jepang pada Senin (11/12/2017) menerbitkan hasil kajian mereka atas pelemahan yen bagi dunia usaha. Hasil jajak pendapat tersebut menunjukkan para pelaku usaha dalam hal ini produsen besar menyambut gembira pelemahan Yen. Bahkan mereka bisa lebih optimis iklim bisnis bisa lebih baik.
Dalam skala indek bisnis, sepanjang Oktober – Desember, diketahui bahwa keyakinan para produsen tersebut mengindikasikan perekonomian Jepang bisa tumbuh mencapai rekornya. Business Survey Index (BSI) memperlihatkan sentimen pada produsen besar Negeri Matahari Terbit berada di posisi plus 9,7, naik dari plus 9,4 pada Juli-September, demikian menurut survei gabungan yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan dan Lembaga Penelitian Ekonomi dan Sosial, sebuah lembaga lain dari Kantor Kabinet.
Gairah atau mood para produsen tersebut dipengaruhi oleh pelemahan yen dan lonjakan 12 persen pada indeks rata-rata saham Nikkei 225 sejak periode survei sebelumnya, sementara penjualan dan keuntungan yang naik dipimpin oleh para produsen mobil dan pembuat komponen elektronik untuk smartphone.
Hasil BSI tersebut dirilis sebelum survei Tankan dari Bank of Japan yang melingkupi sentimen korporasi, yang dijadwalkan diumumkan pada hari Jumat (15/12), yang diperkirakan akan menunjukkan keyakinan di antara para produsen besar pada tingkat tertinggi dalam lebih dari satu dekade.
Mood yang menguat tersebut bertepatan dengan rekor ekspansi ekonomi rekor dimana produk domestik bruto (PDB) Jepang naik 2,5 persen untuk basis tahunan pada bulan Juli-September untuk kuartal ketujuh pertumbuhan, kenaikan terpanjang pada data tersebut sejak tahun 1994.
Penyumbang pertumbuhan yang besar selama kuartal tersebut adalah belanja modal (capital expenditure).
Hasil survei hari Senin tersebut menunjukkan bahwa para produsen besar berencana untuk meningkatkan belanja modal mereka sebesar 10,7 persen pada paruh akhir tahun fiskal yang berakhir pada bulan Maret 2018, naik dari proyeksi sebelumnya untuk peningkatan 8,9 persen.
BSI mengukur persentase perusahaan yang memperkirakan lingkungan bisnis membaik dari triwulan sebelumnya dikurangi persentase yang memperkirakannya akan menurun.
Sementara itu harian bisnis Nikkei pada hari Sabtu melaporkan bahwa pemerintah Jepang diperkirakan akan merevisi perkiraan pertumbuhan ekonominya untuk tahun fiskal sekarang dan berikutnya, membantu Perdana Menteri Shinzo Abe untuk membuat kebijakan stimulusnya terus berjalan.
Data yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan ekonomi terbesar ketiga di dunia tumbuh dua kali lebih cepat dari perkiraan semula di kuartal ketiga, berkat belanja bisnis dan ekspor yang melambung.
Dalam prediksi yang akan dirilis akhir bulan ini, Kantor Kabinet akan merevisi perkiraan pertumbuhan untuk tahun yang dimulai pada bulan April, mungkin mendekati 2 persen dari 1,4 persen saat ini, kata Nikkei tanpa mengutip sumbernya.
Perkiraan untuk tahun fiskal berjalan juga akan direvisi naik dari saat ini 1,5 persen, kata surat kabar tersebut. (Lukman Hqeem)