Harga Emas berpeluang naik dengan dorongan krisis nuklir Iran

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga Emas dalam perdagangan awal minggu ini terus melorot. Investor semakin berani mengambil asset-aset beresiko, tercermin dari menanjaknya indek saham AS.

Bursa saham mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, ditengah penguatan Dolar AS. Sentimen ini cukup kuat menjatuhkan harga Emas lebih dalam lagi. Harga emas turun ke $1240,50 dan ditutup negatif di $1241,00 atau turun 0,47 %.

Saat ini para pelaku pasar sedang menunggu dimulainya pertemuan kebijakan FOMC bulan ini yang dijadwalkan akan dimulai hari ini dan ditutup pada hari Rabu sore waktu AS. Sudah diantisipasi secara luas bahwa The Fed akan mengumumkan kenaikan suku bunga. Menurut FedWatch tool dari CME Group, probabilitas kenaikan suku bunga saat ini berada pada 90,2%.

Oleh karena itu, juga diyakini secara luas bahwa kenaikan suku bunga bulan ini telah diperhitungkan dalam harga pasar saat ini. Pada hari Rabu siang Janet Yellen akan mengadakan konferensi pers terakhirnya segera setelah sebuah pernyataan kebijakan dikeluarkan oleh FOMC. Pertemuan FOMC minggu ini juga akan bertepatan dengan pertemuan ECB, Bank of England (BoE) dan Swiss National Bank (SNB) meskipun belakangan SNB kurang diperhatikan pasar.

Sementara itu, terdapat kemungkinan bahwa undang-undang reformasi pajak akan segera diberlakukan. Probabilitas tinggi terwujudnya undang-undang perpajakan baru yang telah memicu rally ekuitas AS terus berlanjut.

Kenaikan nilai Bitcoin (BTC) saat ini, seiring dengan masa depan BTC yang mulai diperdagangkan di Chicago Board Options Exchange (CBOE) kemarin, ditengarai menjadi salah satu penyebab para investor mengalihkan dananya ke cryptocurrency tersebut. Para pedagang pun terus mencoba mencari keuntungan dari volatilitas BTC.

BTC futures melonjak melewati $18.000 dalam perdagangan yang aktif di CBOE pada hari pertama perdagangannya. Sampai sejauh mana permintaan untuk crypto dapat mengurangi permintaan akan logam mulia tidak diketahui secara pasti, namun likuiditas diyakini akan bergerak dari emas dan perak ke mata uang digital.

Dengan Dow Jones dan S&P500 ditutup pada rekor tertinggi baru, sentimen pasar terhadap aset berisiko terus tumbuh dan terus memberi tekanan pada aset safe haven seperti emas dan perak. (Lukman Hqeem)