harga Emas terperosok kedalam posisi terendah di tahun ini.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Mengawali perdagangan minggu ini, harga emas dalam perdagangan hari Senin (11/12/2017) terangkat naik. Ketidak pastian situasi RUU Perpajakan AS memberi angin segar bagi Harga Emas. Sayangnya kenaikan ini dibayang-bayangi penguatan Dolar AS.  Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Februari di Comex NYMEX, bergerak menguat $2 atau di level $1250.

Progres rekonsiliasi Senat dengan Kongres AS memang sedang berlangsung dan mempunyai batasan pembahasan hingga 22 Desember nanti. Sejauh ini pembahasan ini masih berlangsung dan berdasarkan bocoran-bocoran dari dalam Capitol Hill atau gedung parlemen AS bahwa sepertinya reformasi pajak ini masih segera diputuskan menjadi undang-undang baru pajak di AS.

Beberapa senator belum bisa membuat janji bahwa setuju dengan pemangkasan tersebut sehingga emas mempunyai jalan aksi beli sejenaknya. Sebelumnya memang masalah pajak AS ini menghabiskan tenaga yang cukup besar dalam beberapa bulan ini, dan sisi kejelasan reformasi pajak kembali terbuka sehingga investor banyak memburu portfolio berlatar belakang dolar AS karena sebelumnya bila RUU pajak ini lolos maka pemerintah AS sangat bergantung kepada hutang secara defisit anggarannya pertahun bisa bertambah sekitar $1,4 trilyun akibat pemberlakuan pajak baru ini.

Tugas pemerintah Trump dan the Fed yang menerbitkan obligasi, membutuhkan sebuah pemanis bagi minat beli obligasinya yaitu dengan cara menaikkan suku bunganya dan juga demi menjaga produktivitas kinerja ekonomi AS serta menjaga kestabilan ekonomi itu sendiri. Mendengar kata kenaikan suku bunga the Fed, tentu bukan pendukung kenaikan emas.

Selain itu, hambatan besar bagi kenaikan emas setelah parlemen AS setuju untuk memberikan dana tambahan hingga 2 pekan kedepan kepada pemerintah AS sehingga ancaman penutupan pemerintah tidak jadi dilakukan sehingga kerja Trump masih bisa dilanjutkan hingga akhir tahun ini.

Data nonfarm payroll kali ini telah diraba-raba oleh investor bahwa situasi tenaga kerja AS makin mengetat sehingga ini makin membuka jalan bagi the Fed di pekan depan bahwa suku bunga harus naik. Bila ini terjadi maka emas bisa makin rontok.

Timur Tengah memanas lagi setelah Presiden Trump setuju Yerusalem dijadikan sebagai ibukota Israel, dan investor beli emas setelah salah seorang petugas keamanan di Israel terbunuh, sehingga situasi agak memanas dan membuat safe haven emas muncul.

Pasar juga menantikan beberapa fundamental ekonomi dunia yang pekan ini ada 4 bank sentral utama dunia membuat keputusan tentang kebjjakan moneternya yang baru. Bank of England, Swiss National Bank dan European Central Bank kemungkinan besar tidak merubah suku bunganya, sedangkan The Fed dapat dipastikan akan menaikkan suku bunganya 25 bps.

Secara teknikal, harga emas masih bergerak dalam kisaran perdagangan $1245 – 1250. Meskipun masih rentan untuk terpukul lagi. Setidaknya saat ini harga emas mulai menjauh dari zona support 1243-1240 yang merupakan area krusial jangka menengah. Resitensi kuat di harga $ 1251. Selama tidak terjadi penetrasi kuat terhadap area tersebut, aksi jual masih harus tetap diwaspadai. (Lukman Hqeem)