Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Sebuah data yang dirilis pada hari Sabtu (09/12/2017) menunjukkan indek harga produsen (producer price index/PPI) menurun. Angka ini turun ke level terendah dalam empat bulan di bulan November.

Jatuhnya indek harga produsen ini didorong aktivitas pabrik yang berkurang. Nampaknya, upaya pemerintah Cina untuk terus mengurangi polusi, telah menurunkan permintaan dari pabrik-pabrik pengolah bahan baku.

Meski demikian, dibandingkan dengan tahun lalu, harga produsen masih lebih tinggi 5,8 persen. Demikian laporan dari Biro Statistik Nasional Cina, dimana kenaikan tersebut sedikit lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 6,9 persen.

Para analis memperkirakan PPI pada November akan naik 5,9 persen pada basis tahunan, mereda kembali karena basis yang tinggi tahun sebelumnya. Wen Bin, seorang ekonom di Minsheng Bank di Beijing, menjelaskan bahwa aksi perlindungan lingkungan yang dilancarkan oleh pemerintah dapat mempengaruhi produksi perusahaan kelas menengah dan kecil sehingga mengurangi permintaan bahan baku. Menurun Wen, di masa depan, inflasi harga produsen cenderung untuk semakin melambat karena sebagian karena efek dasar (base effect) yang tinggi.

Pada perhitungan bulan ke bulan, PPI Cina naik 0,5 persen di bulan November. Karena Cina utara mulai memasuki musim pemanasan (heating season) pada pertengahan November, Beijing telah meningkatkan upayanya untuk mengatasi bencana asap pabrik di musim dingin dengan memerintahkan pabrik baja, pabrik peleburan dan pabrik lainnya untuk mengurangi atau menghentikan produksi mereka agar polusi terkendali. Para analis memperkirakan tekanan harga produsen surut karena perang terhadap polusi udara, menurunkan permintaan dari pabrik untuk bahan baku.

Harga bahan baku naik 7,5 persen pada bulan November pada perhitungan tahun ke tahun, dibandingkan dengan 9 persen pada bulan Oktober, demikian menurut data dari Biro Statistik Nasional. Namun ternyata hambatan produksi yang dialami pabrik-pabrik Cina telah memicu kekhawatiran kekurangan pasokan sehingga memberikan dorongan besar pada harga bijih besi dan baja berjangka. Baja berjangka Shanghai naik 9,7 persen pada November, sementara harga bijih besi melonjak 16,5 persen sepanjang bulan tersebut. (Lukman Hqeem)