Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Yen Jepang jatuh ke level terendah dalam sembilan tahun ini terhadap euro pada hari Jumat (28/04/2023) setelah Bank of Japan (BOJ) membiarkan kebijakan moneter ultra-longgarnya tidak berubah bahkan saat membatalkan janji untuk mempertahankan suku bunga rendah. Euro sendiri sempat naik ke level tertinggi terhadap yen sejak Desember 2014 di 149,50. Pasangan EUR/JPY terakhir naik 1% pada 148,98 yen dimana pasar berekspektasi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan menaikkan suku lagi minggu depan juga mendukung mata uang tunggal.

Hasil pertemuan kebijakan pertama Gubernur BOJ baru Kazuo Ueda diawasi dengan ketat. Seperti yang diharapkan, BOJ mengatakan akan mempertahankan suku bunga sangat rendah, dan dengan suara bulat memutuskan untuk tidak mengubah kebijakan kontrol kurva imbal hasil (YCC). Namun, bank sentral menghapus janji untuk mempertahankan suku bunga pada “tingkat saat ini atau lebih rendah” dan mengatakan akan “melakukan tinjauan kebijakan moneter perspektif luas”.

Evaluasi ini diharapkan berlangsung sekitar satu hingga satu setengah tahun dan akan meletakkan dasar bagi Ueda untuk secara bertahap menghentikan program stimulus besar-besaran pendahulunya. Harapan perubahan kebijakan agak teredam oleh tinjauan tersebut dengan kemungkinan lamanya tinjauan mungkin telah mendinginkan harapan akan langkah yang akan segera dilakukan dalam pengaturan kebijakan.

Yen juga turun tajam terhadap dolar AS, turun 1,3% menjadi 135,78, terendah sejak 10 Maret. Mata uang negeri Matahari Terbit ini masih bersikap dovish. Lebih-lebih setelah data pemerintah menunjukkan bahwa indek harga konsumen inti di ibu kota Jepang, Tokyo, naik 3,5% pada bulan April dari tahun sebelumnya, mengalahkan perkiraan pasar sebagai tanda meluasnya tekanan inflasi di ekonomi terbesar ketiga di dunia itu. Ini semakin memberi tekanan pada BOJ, agar mereka mungkin melakukan sesuatu dalam waktu dekat.

Sementara itu, pada perdagangan EUR/USD, euro turun 0,4% menjadi $1,10986, mendekati level tertinggi satu tahun baru-baru ini, setelah pertumbuhan kuartal pertama Jerman lebih lemah dari yang diharapkan. Angka PDB seluruh blok akan dirilis pada pukul 16:00 WIB. Euro nampak mengincar kenaikan bulanan lebih dari 1,3% didukung oleh ekspektasi bahwa ECB masih harus menaikkan suku bunga.

Dana Moneter Internasional meminta ECB pada hari Jumat untuk terus menaikkan suku bunga hingga pertengahan 2024 dan menteri keuangan Uni Eropa untuk memperketat kebijakan fiskal, dalam tindakan bersama untuk menurunkan inflasi yang tinggi. Investor menyukai mata uang yang dapat menawarkan siklus pengetatan domestik yang sedang berlangsung dan masih ada ruang untuk kejutan hawkish pada pertemuan mendatang. Dalam hal ini, euro adalah salah satu dari sedikit mata uang yang dapat menawarkan kombinasi ini saat ini.

Di pasar mata uang yang lebih luas, dolar AS naik secara luas pada hari Jumat, mendapat dukungan dari data yang menunjukkan inflasi yang masih bertahan di Amerika Serikat, yang memperkuat ekspektasi untuk kenaikan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan FOMC minggu depan. Indek dolar AS naik 0,5% menjadi 101,93, rebound dari level terendah hampir dua minggu yang dicapai pada hari Rabu. Namun, indeks tetap berada di jalur penurunan bulanan mendekati 0,8%, setelah turun sekitar 2,3% di bulan Maret.

Data yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan bahwa sementara pertumbuhan ekonomi AS melambat lebih dari yang diharapkan pada kuartal pertama, belanja konsumen, yang disertai dengan kenaikan inflasi, semakin cepat. The Fed secara luas diperkirakan akan menaikkan lagi minggu depan tetapi dengan inflasi yang tetap kaku, kami perkirakan Fed akan tetap bertahan selama sisa tahun ini, memupuskan harapan poros kebijakan di paruh kedua.