Bursa saham AS

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street, ditutup melemah pada perdagangan hari Kamis (08/11) saat investor mencerna kebijakan moneter terbaru The Federal Reserve.

Indek Nasdaq turun 0,53% ke 7.530,88, Indek S&P 500 melemah 0,25% ke 2.806,83, sementara Indek Dow Jones mampu naik tipis 0,04% ke 26.191,22.

Sebagaimana diperkirakan, The Fed dalam pertemuan reguler kemarin tetap pada rencana untuk menahan suku bunga acuannya . Namun, bank sentral mengatakan dalam pernyataannya bahwa mereka memperkirakan akan ada kenaikan suku bunga lanjutan secara bertahap. The Fed juga tidak membahas mengenai gejolak yang terjadi di pasar baru-baru ini.

Para pelaku pasar menantikan keputusan ini karena mereka berusaha mencari petunjuk mengenai arah kebijakan moneter bank sentral ke depannya. Sejauh ini, bank sentral AS memang telah menaikkan bunga acuannya sebanyak tiga kali. Diperkirakan akan menaikkan suku bunga satu kali lagi di Desember.

Pergerakan indeks hari Kamis terjadi setelah Wall Street meraup kenaikan signifikan sehari sebelumnya setelah hasil pemilu sela AS memenuhi ekspektasi pasar. S&P 500 dan Dow Jones melonjak lebih dari 2% hari Rabu dan mencatatkan kinerja pasca-pemilu sela terbaik sejak 1982.


Pemilu sela yang berlangsung hari Selasa waktu setempat memberi Partai Demokrat kendali lagi atas House of Representatives (DPR) sementara Partai Republik yang mengusung Presiden Donald Trump mempertahankan kontrolnya di Senat. Hal ini sesuai dengan perkiraan pasar sehingga satu ketidakpastian terangkat dari benak investor.

Pada perdagangan di bursa saham Asia, Indek saham Hong Kong naik tipis menyusul reli di Wall Street hari sebelumnya. Reli ini didorong oleh bantuan bahwa pemilu sela AS tidak menghasilkan kejutan besar. Dan juga karena tiga perusahaan telekomunikasi besar China naik pada transaksi jaringan baru.

Indek Hang Seng berakhir naik 0,3 % ke 26.227,72 poin, sedangkan Indeks China Enterprises naik 0,6 persen, menjadi 10.703,59 poin.

China melaporkan data ekspor yang lebih kuat dari perkiraan untuk Oktober karena pengirim barang dipercepat ke Amerika Serikat menjelang tarif lebih tinggi akan mulai berlaku pada awal tahun depan. Disisi lain, pertumbuhan impor naik di atas ekspektasi, menunjukkan upaya Beijing untuk meredam pendinginan ekonomi mungkin perlahan mulai berdampak di pasar.

Dari Tokyo dikabarkan bahwa indekNikkei naik lebih dari 1,8 %. Sentimen pasar didukung oleh reli di saham Wall Street setelah pemilu sela AS tidak menghasilkan kejutan besar. Aksi beli terjadi karena pasar mengambil alih sentimen positif dari Wall Street, menghapus kekhawatiran awal tentang pemilu sela AS.

Indek Kospi Korea Selatan dan mata uang Korea won naik pada perdagangan Kamis. Dampak ketidakpastian atas pemilu sela AS telah lewat, sementara kekhawatiran perdagangan Sino-AS mereda karena data ekspor China bulan Oktober mengalahkan ekspektasi analis. Imbal hasil Korea Selatan juga naik.

Penguatan kembali Kospi karena hasil pemilu sela AS tampaknya masih sesuai dengan pasar. Beberapa orang melihat bahwa dampak kerusakan perdagangan Sino-AS mengambil langkah lebih lambat dari yang diperkirakan sebagaimana data ekspor  China untuk bulan Oktober yang naik. Kospi turun sekitar 15,8 % sepanjang tahun ini, dan turun sebesar 9,95 % dalam satu bulan terakhir. (Lukman Hqeem)