Harga emas

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga Emas bukukan kenaikan pertama dalam empat sesi perdagangan terakhir di hari Rabu (07/11). Melemahnya Dolar AS ditengah Pemilu Sela AS yang menghasilkan penguasaan Partai democrat di House Representative dan Partai Republik di Senat.

Kondisi ini mendukung pelemahan Dolar AS dan mendorong kenaikan harga emas lebih tinggi. Potensi saling mengunci kekuasaan akan membuat kondisi tidak menentu di AS.

Disisi lain, potensi kenaikan defisit anggaran dan beban utang federal mengemuka. Dimana kenaikan suku bunga, akan membengkakkan biaya pembayaran utang. Bahkan bisa mencapai tingkat yang tidak terkendali tanpa depresiasi dolar yang signifikan. Dengan kondisi yang demikian, investor yang cerdik tentu telah menyadari ini dan sudah bertaruh melawan greenback ke depannya.


Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Desember naik $2,40 atau 0,2%, di $ 1,228.70 per troy ons dibursa Comex. Kenaikan ini menutup kerugian sebesar 0,5% yang diderita pada perdagangan sebelumnya.


Kemenangan Partai Demokrat di House of Representative membuat harga Obligasi AS naik, menurunkan imbal hasil, dan hasilnya dolar melemah pula. Demokrat mengambil kendali DPR dan Republik tetap menguasai Senat.

Kongres yang terbagi ini dilihat sebagai masih memungkinkan bagi Presiden Donald Trump untuk mengejar pemotongan pajak lebih lanjut, mengurangi kekhawatiran tentang defisit. Pelemahan dolar disatu sisi tetap dipandang sebagai sumber manfaat bagi emas, karena membuat komoditi yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.


Sejarahnya, emas mampu melakukan reli sebesar 20% pada paruh kedua tahun 2010, setelah Pemilu Sela waktu itu. Seperti hari ini, dolar juga melemah dan muncul harapan untuk pelonggaran kebijakan kuantitatif bagi The Federal Reserve. Sayangnya, saat ini justru The Fed dalam mode pengetatan. Indek Dollar AS (DXY) naik lebih dari 4% sepanjang tahun. Meskipun kini tengah diperdagangkan turun 0,3%.


Emas masih terlihat dalam fase pemulihan jangka panjangnya. Normalisasi sentimen di pasar berjangka dapat meninggalkan ruang untuk kenaikan jangka pendek lebih lanjut. Setidaknya pada awal tahun depan, fase kedua akan dimulai dan ada harapan dolar AS untuk berguling. Selanjutnya akan diikuti oleh fase ketiga dimana ada pengembalian permintaan safe haven setelah pertumbuhan dan kekhawatiran inflasi merambat ke pasar keuangan pada awal dekade berikutnya.


Disisi lain, kenaikan hari Rabu ini menandai awal Festival Divali yang akan berlangsung selama lima hari. Pada perayaan ini, jutaan umat Hindu, Sikh dan Jain di seluruh dunia merayakannya.

Diwali merupakan waktu untuk membeli koin emas dan perhiasan sebagai hadiah untuk orang yang dicintai. Di masa lalu permintaan emas fisik, baik dalam bentuk perhiasan ataupun batangan mengalami kenaikan. Tahun ini, permintaan untuk koin dan perhiasan teredam menjelang festival pelemahan mata uang Rupee India terhadap dolar AS. Ini membuat logam mulia itu kurang terjangkau untuk beberapa pembeli.


Pun demikian, patut diingat bahwa perekonomian India melaju dengan laju tercepat di dunia saat ini. Tentu saja ini memiliki efek positif pada permintaan emas dalam jangka panjang, mengingat kelompok kelas menengah negara itu sangat besar. (Lukman Hqeem)