Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Dolar AS mendapat dukungan tambahan dari potensi penutupan Pemerintah (Shutdown) ditambah dengan memburuknya data ekonomi global yang menunjukkan perlambatan. Suku bunga yang lebih tinggi yang ditawarkan dari kepemilikan Dolar AS terus menopang Greenback seiring dengan meningkatnya daya tarik safe haven. Ketidakpastian lebih lanjut seputar sektor properti Tiongkok pagi ini juga membantu daya tarik dolar sebagai safe haven.

Data ekonomi AS pada minggu ini melanjutkan sentiment positifnya bagi Dolar AS dimana harga rumah di AS terus meningkat pada bulan Juli. Sementara komentar dari para eksekutif Federal Reserve menjelang data AS selanjutnya pekan ini juga memberikan dorongan bagi Dolar AS untuk naik lebih lanjut.

Alasan lain untuk menjadi bullish pada USD adalah karena faktor musiman dimana Dolar AS bullish terhadap negara-negara Eropa Barat dan Timur serta mata uang emerging market selama 4 tahun terakhir. Hal ini juga dikuatkan oleh Ekonom di Societe Generale ketika mereka mengevaluasi prospek USD untuk kuartal keempat. Ada potensi tren musiman ini berlanjut hingga tahun ke-5 dengan melihat sejumlah tanda-tanda itu.

Penguatan Dolar AS yang berkelanjutan dapat membebani harga Emas di Triwulan ke-4 karena daya tarik safe haven terus mendukung Dolar AS dibandingkan logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil. Ketidakpastian pasar telah menjaga sebagian harga Emas tetap terdukung sejauh ini, tetapi jika DXY terus melanjutkan kenaikannya, Emas mungkin akan berada di posisi terendah baru pada tahun 2023.

Harga emas juga terus melemah di tengah kenaikan imbal hasil Treasury AS jangka panjang dan penguatan Dolar AS. Dalam jangka pendek, harga emas terlihat siap berkonsolidasi antara garis tren turun dari bulan Juli dan kenaikan support dari bulan Februari. Secara umum, XAU/USD tetap tidak berubah dari level-level yang terlihat pada pertengahan tahun 2020.

Seiring berjalannya waktu, logam kuning kehabisan ruang untuk berkonsolidasi antara support dan resistance. Oleh karena itu, arah penembusan bisa menjadi kunci tren yang akan datang. Di bawah ini, perhatikan terendah Agustus di 1884,89. Di atas, resistensi tampaknya adalah level Fibonacci retracement 23,6% di 1971,63.

Indek Dolar AS sendiri berusaha menembus di atas area resistensi utama di sekitar 105,60 sebelum menembus 106,00. DXY masih berada di wilayah overbought, namun retracement sejauh ini terbukti berumur pendek. Gambaran makro saat ini kemungkinan akan mempertahankan dukungan terhadap Dolar AS ke depannya. Namun MA telah melintasi jangka waktu harian dengan MA 100 hari melintasi di atas MA 200 hari dalam pola salib emas. Ini adalah tanda lebih lanjut dari momentum kenaikan dari sudut pandang teknis dan bisa membuat DXY bergerak menuju level 107,00 dalam beberapa hari mendatang.

Sementara Imbal hasil Treasury AS terus bertahan pada level tertinggi pada tahun 2007 sehingga menambah tekanan lebih lanjut pada harga Emas. Obligasi 10 tahun AS telah diperdagangkan dengan nyaman di atas level tahun 2007 dan mencapai titik tertinggi kemarin di sekitar angka 4,56% dengan imbal hasil obligasi 2 tahun tidak meningkat banyak, tetap di bawah titik tertinggi baru-baru ini di sekitar 5,12%.

 

Seperti yang disebutkan sebelumnya, para pembuat kebijakan Fed AS siap melihat data Pesanan Barang Tahan Lama AS. Angka PDB final dengan perkiraan revisi ke atas akan dirilis pada hari Kamis ini sebelum peristiwa risiko terbesar minggu ini pada hari Jumat.

Jika ada yang bisa menahan kenaikan Dolar akhir-akhir ini, hal itu bisa jadi adalah data PCE AS yang tetap menjadi ukuran inflasi pilihan The Fed. Penurunan signifikan di sini mungkin menunjukkan beberapa pelemahan pada DXY tetapi bukan sesuatu yang diperkirakan saat ini.

Diyakini ada perubahan signifikan dalam data PCE, kemungkinan besar perubahan tersebut akan terjadi mulai bulan Oktober dan seterusnya seiring dengan dimulainya pembayaran utang mahasiswa dan konsumen menghadapi tekanan baru.

Harga Emas memang mengalami kesulitan di awal minggu ini. Ada potensi pergerakan naik mengingat penutupan candle harian Jumat lalu sebagai candle inside bar yang bullish. Namun menyoroti rintangan teknis yang dihadapi Emas terdekat ada di sekitar $1925-$1930 sebagai konvergensi MA.

Garis MA 50-hari yang melewati MA 200-hari menjadi tanda lebih lanjut dari momentum bearish saat ini. Satu-satunya kekhawatiran adalah Emas tampaknya sedikit terdukung, mengingat kenaikan imbal hasil AS dan kenaikan DXY. Sehingga penurunan dapat lebih cepat terjadi pada logam mulia. Terobosan di harga $1900 membuka potensi penurunan di sekitar $1884.