ESANDAR, Jakarta – Sejumlah merek kenamaan serta produk konsumer Amerika telah melakukan berbagai upaya guna menghindari dampak perang dagang AS – China. Namun, kebijakan tarif Donald Trump yang terbaru dan kemudian dibalas oleh China, telah memberikan dampak negatif terhadap sektor ritel di AS.
Sebagaimana diberitakan oleh CNN, Jumat (23/5/2019) bahwa Donald Trump telah menaikkan tarif menjadi 25 % terhadap produk impor asal China senilai 200 miliar dollar AS. Tarif tersebut berlaku untuk berbagai produk konsumer seperti koper, kasur, tas, sepeda, alat penyedot debu, hingga AC. Trump pun juga akan menambah jenis produk yang akan dikenakan tarif untuk 325 miliar dollar AS produk konsumer lainnya yang meliputi mainan, pakaian, sepatu dan berbagai produk konsumer elektronik lain.
Meskipun banyak ritel-ritel besar yang telah mengembangkan strategi untuk menghindari dampak dari penerapan tarif, mereka menekankan kebijakan tarif tetap akan memengaruhi kinerja bisnis di sektor tersebut. Konsumenlah yang akan dibebani oleh berbagai biaya tambahan.
Walmart, Target, Home Depot, Kohl’s, Macy’s dan berbagai peritel AS lainnya menyatakan dalam beberapa pekan belakangan keberadaa tarif telah memaksa perusahaan untuk menekan proyeksi keuangan mereka, atau melakukan perombakan rantai pasokan, hingga menaikkan harga barang. “kami khawatir dengan tarif karena hal tersebut akan berdampak terhadap harga-harga yang kian mahal untuk berbagai produk keseharian keluarga Amerika,” ujar CEO Target Brian Cornell.
Adapun Home Depot mengatakan, keberadaan tarif terbaru yang sebesar 25 % akan menambahkan biaya operasional perusahaan hingga 1 miliar dollar AS. Sementara Kohl’s yang mengimpor sebesar 20 % produknya dari China telah menurunkan proyeksi keuangan mereka tahun ini lantaran pengeluaran perusahaan yang membengkak akibat kebijakan tariff tersebut. (Lukman Hqeem)