Harga emas di bursa berjangka berakhir di level terendahnya dalam lebih dari sebulan pada perdagangan di hari Senin (14/08/2023), menyusul pullback dalam kinerja mingguan terburuknya dalam hampir dua bulan karena penguatan dolar AS terus melemahkan nilai logam kuning tersebut.
Kenaikan terbaru dolar AS terhadap rival utamanya membebani harga emas. Indeks Dolar AS (DXY), ukuran kekuatan dolar terhadap sekeranjang saingan, naik 0,3% pada 103,19. Itu adalah level tertinggi greenback sejak 6 Juli, menurut data FactSet.
Penurunan harga emas terjadi sejak pertengahan Juli dan tren bearish itu sepertinya belum berakhir karena dolar kembali menguat. Para pialang emas mungkin mengharapkan untuk melihat beberapa aliran safe-haven datang ke arah emas tetapi itu tidak terjadi karena pelemahan yuan memicu penguatan dolar terlalu banyak.
Yuan China jatuh ke level terlemah sejak November pada hari Senin di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang sektor properti negara yang sarat utang. Yuan diperdagangkan pada 7,28 per dolar, melayang di level terlemah sejak awal November, menurut Dow Jones Market Data.
Emas seharusnya mendekati titik terendah, tetapi pasar perlu melihat terlebih dahulu beberapa stabilitas di seluruh pasar properti China dan kekhawatiran penularan bahwa ekonomi daratan akan terseret.
Sementara itu, rubel Rusia anjlok ke level terendah terhadap dolar dalam lebih dari 16 bulan pada hari Senin karena pukulan balik terkait invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina terus membebani mata uang tersebut.
Yen Jepang juga melemah untuk menembus level psikologis utama 145 terhadap dolar pada hari Senin, pertama kali sejak November 2022.
Fokus pasar dalam minggu ini adalah pada data penjualan ritel AS yang akan dirilis pada hari Selasa, diikuti oleh risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal bulan Juli pada Rabu sore.