Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Dolar AS sedikit berubah terhadap mata uang utama lainnya pada awal sesi Asia di hari Selasa (14/09/2021) karena investor melihat data inflasi AS nanti di sesi untuk petunjuk tentang waktu pengetatan kebijakan oleh Federal Reserve.

Indeks dolar di 92,622, setelah mundur dari posisi tertinggi dalam dua minggu di 92,887 yang dicapai pada perdagangan di hari Senin. Sementara Euro dalam perdagangan EUR/USD berpindah tangan pada $ 1,18105, setelah bangkit kembali dari posisi terendah di hari Senin pada $ 1,17705, yang tercatat sebagai posisis terendah sejak 27 Agustus.

Fokus pasar saat ini langsung pada data harga konsumen AS yang akan dirilis pada 19: 30 WIB.Diyakini bahwa angka CPI inti, indeks yang menghapus harga energi dan makanan yang bergejolak, telah naik 0,3% pada Agustus dari Juli. Inflasi tahunan terlihat sedikit berkurang menjadi 4,2% dari 4,3% di bulan Juli.

Inflasi harga konsumen secara keseluruhan diperkirakan akan sedikit turun menjadi 5,3% dari 5,4% di bulan Juli. Dengan IHK inti yang masih terlihat di atas 4%, inflasi berada pada level yang sangat tidak normal. Powell telah mengatakan inflasi akan bersifat sementara sejak Maret tetapi The Fed mungkin harus menyesuaikan kata-katanya dalam pernyataan kebijakan berikutnya.

The Fed akan mengadakan pertemuan kebijakan minggu depan. The Wall Street Journal melaporkan pada hari Jumat bahwa pejabat Fed akan mencari kesepakatan untuk mulai mengurangi pembelian obligasi pada bulan November.

Tapering tahun ini sudah deal. Pertanyaan berikutnya adalah apakah Fed akan menaikkan suku bunga tahun depan. Mengingat inflasi yang terus-menerus, The Fed mungkin tidak bisa terlalu lama bersantai tentang hal itu.

Yen sendiri sedikit melemah menjadi 110,005 yen terhadap dolar tetapi tetap berada di wilayahnya selama beberapa minggu terakhir di sekitar 110. Pergerakan pasar berayun terbatas dimana banyak pedagang mengurangi ekspektasi, dimana volatilitas tersirat pada opsi dolar/yen telah jatuh ke level historis. Indek Volatilitas dalam catatan satu bulan jatuh ke level 4,625%, terendah sejak Februari tahun lalu tepat sebelum pandemi.

Mata uang lain yang sensitif risiko sedikit bergerak untuk saat ini, poundsterling di $1,3836 dan dolar Australia di $0,7362.

Sementara itu, pasar saham dunia berada di dekat rekor tertinggi, mendukung sentimen risiko, beberapa analis memperingatkan meningkatnya hambatan terhadap sentimen risiko.

Risk appetite global bergerak menuju fase yang lebih lemah dan gelisah. Dua negara dengan perekonomian terbesar didunia saat ini melantunkan nada sumbang semakin menjadi masalah. Perselisihan perdagangan AS-China belum menemukan penyelesaian apa pun. Sebaliknya, kekuatan pasar mendominasi target kuantitas, dan pelebaran keseimbangan bilateral akan kembali menjadi sumber ketegangan.

Banyak investor mengawasi perkembangan di China, di mana pengembang properti yang kekurangan uang Evergrande berjuang untuk menangkis kekhawatiran solvabilitas sementara gelombang langkah regulasi tanpa henti oleh Beijing menghantam perusahaan teknologi besar.